Dana JETP Belum Bisa Dicairkan, Dubes AS Sebut Menko Marves Luhut Tokoh Kunci dalam Negosiasi
JETP adalah kemitraan yang dipimpin Indonesia untuk mencapai target ambisius Indonesia yang berkaitan dengan iklim, yakni emisi nol bersih
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) berkomitmen untuk melakukan investasi 20 miliar dolar dalam Just Energy Transition Partnership (JETP) Indonesia, namun kabarnya dana tersebut belum bisa dicairkan.
Duta Besar AS untuk Indonesia, Sung Y Kim mengatakan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan merupakan salah satu tokoh penting dalam negosiasi ini.
JETP adalah kemitraan yang dipimpin Indonesia untuk mencapai target ambisius Indonesia yang berkaitan dengan iklim, yakni emisi nol bersih di sektor listrik pada tahun 2050.
"JETP dinegosiasikan secara hati-hati, tidak hanya dengan Indonesia dan Amerika Serikat, namun juga dengan negara mitra. Bapak Luhut merupakan tokoh kunci yang penting dalam negosiasi tersebut," kata Kim pada konferensi pers di kediaman Dubes AS, Jakarta, Selasa (27/6/2023).
Kim menjelaskan JETP merupakan inisiatif yang sangat bermanfaat, bukan hanya untuk hubungan Indonesia dan Amerika tapi juga di level global, sebab Indonesia merupakan emitter paling utama di dunia.
"Jadi dengan Indonesia berpindah ke green energy maka akan bermanfaat tidak hanya bagi Indonesia, kawasan dan juga dunia secara keseluruhan," ujarnya.
Kim memastikan perjanjian masih dalam proses untuk ditindaklanjuti, agar dana bisa segera dicairkan.
Prosesnya akan dilanjutkan pada bulan Agustus, setelah semua proses disetujui maka dana tersebut bisa dicairkan.
"Langkah-langkah sudah kita lakukan, sekretariat sudah ditetapkan, rencana investasi juga akan ditetapkan. Prosesnya akan dilanjutkan pada bulan Agustus, sebagaimana yang sudah disampaikan Bapak Luhut," kata Kim.
Sementara itu, Menko Marves mengatakan negosiasi JETP sudah berjalan dengan baik dimana Indonesia sudah menyiapkan semua kewajiban yang dibutuhkan.
Proyek ini akan dikerjakan anak-anak Indonesia yang profesional paham betul pentingnya masalah JETP.
Baca juga: Dua Tahun Komunitas Mobil Listrik, Ingin Lebih Berkontribusi pada Pengurangan Emisi
Salah satu hasil proyek ini, Indonesia kedepannya bisa mengekspor green energy ke Singapura atau negara tetangga lainnya.
"JETP ini mendorong kita untuk membangun industri portopoltex dan juga solar panel, yang akhirnya kita juga bisa mengekspor green energy ke Singapura atau negara tetangga lain. Sekarang sedang berproses. Dengan demikian kedepan lokal konten itu sudah tidak menjadi masalah lagi, karena kita sudah memiliki industri sendiri," kata Luhut.
"Hilirisasi itu sekarang Indonesia sedang berjalan dan kita berharap itu akan terus berkembang dan membawa kesejahteraan bagi rakyat Indonesia," tutupnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.