Pasang Surut Hubungan Megawati dan Prabowo, Ada Diplomasi Nasi Goreng hingga Perjanjian Batu Tulis
Pasang surut hubungan dua tokoh nasional Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto sudah berlangsung lama. Berikut kisahnya.
Penulis: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasang surut hubungan dua tokoh nasional Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto sudah berlangsung lama.
Hubungan dua politikus senior ini terbilang lengkap karena keduanya pernah menjadi kawan maupun berhadapan sebagai lawan dalam panggung politik.
Pada tahun 2009, hubungan Megawati dan Prabowo sedang mesra-mesranya.
Saat itu Gerindra sebagai partai baru yang dipimpin Prabowo Subianto bergandengan membentuk koalisi dengan PDI Perjuangan yang dikomandoi Megawati dalam Pilpres 2009.
Tanggal 24 Mei 2009, Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto mendeklarasikan diri sebagai capres dan cawapres RI.
Tetapi pasangan Mega-Prabowo kandas dalam Pilpres 2009.
Meskipun demikian hubungan keduanya sebagai tokoh nasional tetap berjalan baik.
Buktinya PDI Perjuangan dan Gerindra kembali berkoalisi dalam Pilkada DKI Jakarta tahun 2012.
Saat itu, Prabowo berhasil meyakinkan Megawati saat itu untuk membawa Wali Kota Solo, Joko Widodo bertarung di Pilkada DKI Jakarta.
Pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama sukses menundukan petahana Fauzi Bowo.
masa lalu tak dapat diperbaiki, masa depan tak ada yang tahu, setelah Pilkada DKI Jakarta tahun 2012, jalan politik keduanya berpisah.
Megawati sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan memutuskan mengusung Joko Widodo maju Pilpres 2014.
Momen itu membuat hubungan Megawati dan prabowo merenggang.
Baca juga: Puan Maharani Tepis Isu Megawati-Prabowo Tak Akrab
Bukan tanpa sebab Prabowo Subianto menjaga jarak dengan PDI Perjuangan, setelah pilpres 2009 silam rupanya ada perjanjian batu tulis antara Ketua Umum Gerindra dan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDIP.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.