Aktivis 1998 Abdullah Taruna Tutup Usia, Berikut Kiprahnya: Mendirikan Forkot dan Famred
Pria yang akrab disapa Dullah ini, memiliki kiprah panjang di dunia aktivis, terutama saat era runtuhnya rezim Orde Baru yang dipimpin Presiden ke-2.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Abdullah Taruna, Aktivis 1998, meninggal dunia pada Minggu pagi (23/7/2023) di Pondok Pesantren di Karawang, Jawa Barat.
Pria yang akrab disapa Dullah ini, memiliki kiprah panjang di dunia aktivis, terutama saat era runtuhnya rezim Orde Baru yang dipimpin Presiden ke-2 RI Soeharto.
Dullah Bersama aktivis seperti Safiq Ali (STF Driyakara), Eli Salomo (ISTN), Adian Napitupulu (UKI), Wahab Talauhu (Unija), Mixil (IAIN Syarif Hidayatullah), Dll mendirikan organisasi gerakan legendaris, Forum kota (Forkot), pada 7 Maret 1998.
Forkot beranggotakan sejumlah aktivis kampus se-Jabodetabek, seperti Universitas Kristen Indonesia (UKI), IKIP Jakarta, Universitas Nasional (UNAS) dan Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN), hingga STF Driyarkara.
Awal bulan September 1998, Savic Ali, Abdullah dan berbagai aktifis menyatakan keluar bersama teman-temannya dari Forkot.
Kemudian, mereka mendirikan Front Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi (Famred).
Setelah Soeharto tumbang, kiprah Dullah tidak berhenti, ia tetap dikenal sebagai aktivis yang kritis.
Lulusan Pendidikan Ilmu Sejarah UNJ ini kemudian bekerja sebagai jurnalis selepas gerakan mahasiswa 1998.
Dalam rekam jejaknya sebagai jurnalis, Abdullah Taruna tercatat pernah bekerja di Voice+, Produser News and Feature Elshinta TV, dan News Produser Sindo TV (iNews TV).
Ia juga pernah menjabat Ketua Lembaga Studi Indonesia Damai (LSID).
Jelang akhir hayat, Abdullah Taruna dikenal sebagai sosok yang kritis terhadap dunia pendidikan.
Ia pun terpilih menjadi Ketua Forum Diskusi Pedagogik Pengurus Pusat Ikatan Alumni (IKA) UNJ.
"Saya sangat kaget mendengar informasi Abdullah meninggal dunia. Awalnya tidak percaya," Ujar Saviq Ali.
Hal senada disampaikan Wahab Talauhu. Ia mendoakan agar Abdullah husnul khotimah.
Juri Ardiantoro juga tak menyangka Abdullah akan pergi secepat itu. " Kalau melihat kondisi fisiknya, serangan jantung," ujar Juri.
Beberapa sahabat nampak mengantar kepergian Abudullah, seperti Juri Ardiantoro (Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan - KSP), Beka Ulum Hapsara (mantan Komisioner Komnas HAM), Koordinator ICW Agus Sunaryanto, Saviq Alieha, Wahab Talauhu, Muhaji, Alex, Priyo,Swandi, Toto Prastowo, Agung dan banyak aktivis 98 serta aktifis pers mahasiswa Didaktika UNJ yang hadir di rumah duka maupun TPU Jatisari, Bekasi.
Sumber: Bangka Pos
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.