Kemendikbudristek Ungkap Tantangan Pendidikan Vokasi Penuhi Kebutuhan Industri
Kemendikbudristek mengungkapkan sejumlah tantangan yang kerap ditemui dalam kolaborasi industri dan pendidikan vokasi.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Arif Fajar Nasucha
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Kiki Yuliati, mengungkapkan sejumlah tantangan yang kerap ditemui dalam kolaborasi industri dan pendidikan vokasi.
Kiki merefleksikan tantangan tersebut dalam kerja sama yang dijalin Erajaya bersama 49 satuan pendidikan Vokasi.
Dalam beberapa diskusi, Kiki merangkum beberapa tantangan tersebut. Pertama, soal keselarasan kompetensi dan jumlah kebutuhan sumber daya manusia (SDM).
Dirinya mengakui belakangan ketidakselarasan antara kebutuhan industri dengan kemampuan sekolah vokasi.
“Dalam konteks ini misalnya, berapa kebutuhan Erajaya untuk lulusan SMK atau Diploma ternyata belum bisa terpenuhi. Makanya dengan kerjasama ini, kami coba jawab tantangannya,” kata Kiki melalui keterangan tertulis, Sabtu (22/7/2023).
Selain itu, keselarasan kurikulum dan materi pengajaran juga masih menjadi tantangan.
Dirinya meminta pengajaran pada satuan pendidikan vokasi harus bersifat dinamis yang materinya bisa terus relevan hingga bertahun-tahun ke depan.
“Jadi, kurikulum yang dibicarakan industri dan vokasi harus sifatnya ke depan, sekitar dua kali lipat waktunya. Karena pola bisnis industri pun akan terus baru tiap waktunya," kata Kiki.
Baca juga: Kurikulum Merdeka Efektif Mengatasi Learning Loss Akibat Pandemi Covid-19
Dirinya mengapresiasi upaya kerjasama yang dibangun Erajaya guna mengembangkan potensi pendidikan vokasi.
Hal ini menjadi salah satu praktik baik pengembangan vokasi melalui campur tangan industri.
Saat ini, dirinya masih melihat banyak satuan pendidikan vokasi yang tertinggal baik dari segi materi pengajaran hingga sarana prasarana.
Di beberapa sekolah vokasi, bahkan masih banyak yang menggunakan buku teks dan peralatan pengajaran yang telah usang.
Masuknya industri seperti Erajaya ini yang menurut Kiki, bisa mendorong pembaharuan kegiatan belajarnya, baik dari gagasan maupun sarana prasarana.
“Agar, tak lagi banyak sekolah yang ketinggalan terlalu ketinggalan adaptasinya dengan kebutuhan era sekarang,” pungkas Kiki.