Pilot AU Prancis Perkirakan Pilot TNI Berpengalaman dan Mampu Terbangkan Rafale dalam Waktu 3 Bulan
Ia mengaku belum pernah menerbangkan pesawat tempur F-16 yang saat ini menjadi andalan TNI Angkatan Udara.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pilot pesawat tempur Dassault Rafale dari Angkatan Udara Prancis yang tengah singgah di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, Kapten Rayak, memperkirakan pilot TNI AU yang sudah berpengalaman akan mampu menerbangkan pesawat temphr Rafale dalam waktu 3 bulan.
Ia menjelaskan pesawat tersebut relatif mudah untuk diterbangkan.
Dalam sistem di pesawat tempur Dassault Rafale, kata dia, terdapat perangkat elektronik canggih yang dapat membantu pilot untuk menerbangkan pesawat tempur generasi 4.5 tersebut.
Ia menjelaskan perangkat elektronik tersebut di antaranya adalah fitur automatic pilot.
Rayak mengatakan untuk pilot yang masih muda membutuhkan waktu pendidikan selama 8 bulan sebelum mampu menerbangkannya.
"Tetapi untuk pilot yang sudah berpengalaman biasanya itu memakan waktu 3 bulan dan dia bisa terbang secara operasional," kata dia di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta pada Rabu (26/7/2023).
Ia mengaku belum pernah menerbangkan pesawat tempur F-16 yang saat ini menjadi andalan TNI Angkatan Udara.
Namun demikian, kata dia, ia telah menerbangkan Dassault Mirage 2000 selama 2.500 jam terbang.
"Kemungkinan besar pilot Indonesia yang mungkin sudah terbiasa terbang pakai Hawk itu sama aja, itu nanti akan ada peralihan ke Rafale, seperti yang disebut tadi 3 bulan," kata Rayak.
Kepala Detasemen Pegase 23 Angkatan Udara Prancis, Letnan Kolonel Henri, menjelaskan secara umum sekolah pilot di Prancis memakan waktu sekira 3 tahun.
Namun demikian untuk menjadi pilot operasional pesawat tempur Rafale, kata dia, butuh waktu sekitar 1,5 tahun.
"Sekolah pilot secara umum di Prancis memakan waktu sekitar 3 tahun tetapi khusus untuk pilot Rafale, untuk menjadi pilot operasional Rafale tahap pertama sekitar 1,5 tahun," kata Henri.
Sekadar informasi saat ini Kementerian Pertahanan tengah dalam proses pengadaan pesawat tempur Dassault Rafale dari Prancis.
Selain itu, Kementerian Pertahanan juga tengah dalam proses pengadaan untuk pesawat Dassault Mirage 2000-5 eks Angkatan Udara Qatar.