Tolak Wacana Munaslub Golkar, JK: Bersatu Saja Belum Tentu Menang, Apalagi Tidak Bersatu
Jusuf Kalla (JK) secara tegas menyatakan menolak wacana digelarnya Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Johnson Simanjuntak
Kata dia, Munaslub hanya akan menurunkan harkat Partai Golkar, apalagi Pemilihan Umum (Pemilu), Pilpres dan Pileg 2024 tinggal beberapa bulan lagi.
"Karena (Munaslub) itu akan lebih menurunkan harkat, marwahnya Golkar," ujar JK.
Sebaliknya, JK meminta agar seluruh kader Partai Golkar solid serta tidak melibatkan Partai Golkar dengan kondisi apapun yang justru menyulitkan.
"Jangan Golkar dilibatkan situasi yang sulit, jadi siapapun yang harus memahami itu. Bahwa ini soal organisasi harus bersatu," kata JK.
Diberitakan, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengumpulkan 38 Ketua DPD 1 Golkar dari seluruh Provinsi se-Indonesia di Bali, pada Minggu (30/7/2023).
Ketua Golkar DPD 1 Kalimantan Barat Maman Abdurrahman yang hadir dalam pertemuan itu, mengungkapkan bahwa salah satu yang dibahas dalam pertemuan tersebut yakni terkait penolakan wacana Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub).
"Pertemuan dengan 38 Ketua DPD 1 seluruh Indonesia di Bali kemarin dengan Ketua Umum, selain membicarakan terkait penolakan Munaslub," kata Maman Abdurrahman saat dikonfirmasi, (31/7/2023).
Baca juga: Jusuf Kalla Tak Setuju Wacana Munaslub Partai Golkar
Selain itu, Maman menyebut bahwa pertemuan itu juga muncul dorongan dari mayoritas pengurus Golkar itu untuk merapat mengusung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai Capres di 2024.
"Di dalam diskusi santai dan informal sebagian besar suasana kebatinan beberapa DPD 1 mendorong agar Golkar bisa berkoalisi dengan Gerindra," sambung dia.
Maman juga mengungkapkan, sejumlah alasan pengurus mendorong Golkar berkoalisi dengan Gerindra.
Dia mengatakan, bahwa salah satunya latar belakang politik Prabowo yang pernah berada di partai berlambang pohon beringin tersebut.