Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nabil Haroen: Kasus Al-Zaytun harus Diputuskan Secara Hati-hati, Jangan Politisasi Instrumen Agama

Nabil Haroen mengajak menempatkan kasus al-Zaytun pada konteks yang tepat, santri dan kiai jangan terjebak biar aparat hukum yang selesaikan kasusnya.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Nabil Haroen: Kasus Al-Zaytun harus Diputuskan Secara Hati-hati, Jangan Politisasi Instrumen Agama
Tribunnews/JEPRIMA
Pimpinan pondok pesantren Al-Zaytun Panji Gumilang didampingi kuasa hukumnya saat tiba di gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (1/8/2023). Panji Gumilang tiba pukul 13.22 WIB untuk menjalani pemeriksaan sebagai terlapor kasus dugaan penodaan agama. Nabil Haroen mengajak menempatkan kasus al-Zaytun pada konteks yang tepat, santri dan kiai jangan terjebak biar aparat hukum yang selesaikan kasusnya. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa M. Nabil Haroen menanggapi soal perkembangan kasus pondok pesantren al-Zaytun beberapa hari ini.

Nabil pun mengapresiasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memerintahkan Menkopolhukam Mahfud MD dan Menteri Agama Yaqut C Qoumas, untuk melalukan kajian komprehensif atas kasus ini.

"Jadi, ada proses pengkajian dari pelbagai unsur untuk memetakan kasus ini," kata Nabil kepada wartawan, Rabu (2/8/2023).

Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan ini pun melihat fenomena arus opini publik saat ini.

Dia menilai jangan sampai ada penggiringan opini untuk mengeksekusi kasus ini sebagai hanya kasus agama semata.

Apalagi, instrumen agama atau tokoh agama, digunakan sebagai instrumen untuk mendorong tafsir atas kasus ini. 

"Sebaiknya perlu kita tempatkan kasus al-Zaytun dan Panji Gumilang (pemimpinnya) pada ranah hukum yang tepat. Yakni, juga melihat aspek politik kebangsaan dan keIndonesiaan," terang Nabil.

BERITA TERKAIT

Dia juga berharap, jangan sampai tokoh-tokoh agama, ulama dan komunitas agama digunakan untuk mendorong perdebatan di ruang publik. 

"Kelompok santri dan kiai, jangan terjebak pada perdebatan atas kasus ini," sambung dia.

Nabil pun mengajak menempatkan kasus al-Zaytun pada konteks yang tepat, sebagai kasus hukum dalam ruang keIndonesiaan. 

"Biarlah aparat hukum dengan segenap instrumen-nya yang bekerja untuk menyelesaikan kasus ini," ucap dia.

Nabil juga menekankan, agar ada skema untuk memberi solusi bagi santri-santri di al-Zaytun untuk mendapat hak pendidikan dan pembelajaran yang layak.

"Pemerintah harus menjamin hak-hak santri al-Zaytun, mereka harus dibina dengan baik dan benar, mendapat hak-hak sebagai pembelajar untuk mendapatkan pendidikan yang tepat," jelas Nabil.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas