Wujudkan Regenerasi Petani, Kementan Beri Pembekalan Kepada Para Pekerja Migran Cianjur
Pekerja migran di Cianjur, Jawa Barat diberi pelatihan agar dapat terjun ke sektor pertanian.
Penulis: Reza Deni
Editor: Adi Suhendi
Pekerja Migran Indonesia (PMI) telah lama menjadi bagian penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional dan global. Mereka yang disebut sebagai penyumbang devisa terbesar ini datang dari desa-desa kecil dan kota-kota besar dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan diri dan keluarga.
Sebagaimana tercantum pada UU Nomor 18 tahun 2017 tentang perlindungan pekerja migran Indonesia, Wujud dari jaminan perlindungan ekonomi adalah memberikan pelatihan dan keterampilan bagi Purna PMI dan Keluarganya. Sehingga dapat berdaya dan mandiri secara ekonomi sepulangnya dari negara penempatan.
Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) membuat lima bidang program kewirausahaan Purna PMI dan keluarga PMI, salahsatunya “Ketahanan Pangan”
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian dan Direktur Program YESS, Idha Widi Arsanti, mengajak pekerja migran untuk terjun menggeluti usaha bidang pertanian.
“Menjadi pekerja migran mempunyai batas waktu, tidak selamanya , untuk itu perlu dipersiapkan apa yang akan dikerjakan setelah tidak jadi pekerja migran, salah satu alternatifnya adalah berusaha disektor pertanian," kata Santi.
Dia mengatakan kehadiran pemerintah di sini untuk mendorong pekerja migran, yang masih aktif maupun yang sudah kembali ke daerah asalnya, dan keluarganya, untuk ikut bergabung di program YESS.
“Caranya dengan mendorong mereka, untuk menginvestasikan, penghasilan atau modalnya yang diperoleh selama bekerja diluar negeri, tidak hanya untuk kegiatan yang bersifat konsumtif, tapi ke kegiatan yang lebih produktif yaitu berusaha di sektor pertanian," ujar Santi.
“Kita ajak mereka untuk terjun kedunia pertanian baik disektor budidaya, produksi atau pemasaran produk pertanian.Tidak itu saja mereka juga akan dibekali dengan skill dan pengetahuan tentang dunia usaha pertanian, pendampingan baik teknis dan dukungan permodalan” tambah Santi.
Program YESS mempunyai fokus pada regenerasi petani sekaligus menumbuhkan jiwa pengusaha pertanian bagi petani muda.
“Program ini menyasar rentang usia 17-39 untuk didorong menjadi pengusaha pertanian. Tentu nya mereka akan dibekali dengan skill dan pengetahuan tentang dunia usaha pertanian, pendampingan baik teknis dan dukungan permodalan agar menjadi pelaku usaha pertanian yang sukses,” katanya.
Workshop sehari diisi dengan materi materi antara lain Bussines Motivation Pathway (BMP) Program YESS, Literasi Inklusi Keuangan: Investasi Usaha Pertanian, dan paparan oleh lokal Champion Sarif Hidayat dengan tema Menggali Cuan dari Usaha Pertanian.
Hadir pada workshop tersebut Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura, Kabupaten Cianjur, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi , wakil dari BP2MI, wakil dari perbankan, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Project Manager YESS, Provincial Programme Implementation Unit (PPIU) Jawa Barat Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor, Business Development Service Providers (BDSP) Agrabinta.