18 Senjata Api hingga Bendera ISIS Ditemukan di Rumah Pegawai BUMN Terduga Teroris
Densus 88 Antiteror Polri mengamankan 18 senjata api dari pegawai BUMN terduga teroris di Bekasi.
Penulis: Abdi Ryanda Shakti
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - 18 senjata api diamankan Densus 88 Antiteror Polri dari rumah pegawai BUMN berinisial DE di kawasan Bekasi, Jawa Barat.
DE sebelumnya ditangkap Densus 88 Antiteror Polri terkait kasus terorisme.
"Masih dihitung, 18 (buah), itu masih campuran ada yang air gun, yang dimodifikasi jadi senpi, ada juga pabrikan juga ada," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto saat meninjauan langsung ke lokasi, Senin (14/8/2023) malam.
Meski begitu, Karyoto belum bisa berkata banyak terkait dari mana DE mendapatkan belasan senjat api tersebut.
Selain itu, Karyoto juga mengatakan pihak Densus 88 menemukan sejumlah barang yang mengarah pada aksi terorisme.
Baca juga: Tangkap Karyawan BUMN Pendukung ISIS di Bekasi, Densus 88 Sita Senjata Api Rakitan
"Kalau saya lihat ini ada bendera ISIS," ucapnya.
Lebih lanjut, Karyoto menyerahkan pengungkapan termasuk jaringan DE ini melalui Densus 88.
Peran DE dalam Jaringan Teroris ISIS
Sementara itu, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan bila DE merupakan pendukung ISIS aktif yang kerap menyebarkan propaganda di media sosial.
Ia memberikan motivasi dalam media sosial facebook untuk berjihad dan menyerukan agar bersatu dalam tujuan berjihad
DE, juga mengunggah postingan di Facebook yang berisikan pembaruan baiat dalam bentuk poster digital.
"DE mengirimkan sebuah postingan Facebook berupa poster digital berisikan teks pembaruan baiat dalam bentuk bahasa arab dan bahasa Indonesia kepada pemimpin Islamic State yaitu Abu Al Husain Al Husaini Al Quraysi," kata Ramadhan.
Baca juga: Karyawan BUMN yang Ditangkap Densus 88 di Bekasi Pendukung ISIS, Serukan Jihad di Medsos
Di sisi lain, Ramadhan mengatakan DE juga mempunyai sejumlah senjata api (senpi) rakitan.
Tak hanya itu, DE juga melakukan penggalang dana untuk kepentingan teror.
"Merupakan admin dan pembuat beberapa channel telegram arsip film dokumenter dan breaking news yang merupakan channel update teror global yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia," jelasnya.