Wawancara Khusus Mayjen Purn TB Hasanuddin: Apa yang Lebih Dibutuhkan, Jet Tempur atau Kapal Perang?
Pria yang akrab disapa Kang TB ini pun mengungkapkan, bahwa 'Mata' yang dimaksudkan itu adalah CCTV.
Editor: Malvyandie Haryadi
Kira kira seperti itu, dan kalau ditutup dengan patroli, patroli kan pakai bahan bakar, ada jam terbangnya kalau pakai pesawat. Cost hitung-gitungan ada.
Jadi ini semua kita butuh anggaran, tapi jangan juga egois tentara harus maju, tapi kan kita masih banyak orang yang harus disekolahkan, dan petani yang tidak bisa makan di desa-desa, Tahun depan sudah dicanangkan sebesar Rp137 triliun.
Itu sama dengan anggaran TNI dan Kemenhan selama satu tahun. Artinya rakyat perlu makan, rakyat perlu kesehatan, rakyat perlu pendidikan tapi rakyat juga perlu perlindungan dari TNI, semua penting.
Pak TB, benarkan sebenarnya negeri ini kekurangan amunisi dalam hal ini peluru yang dipakai ketika suatu saat nanti bertempur atau konflik?
Begini, kebutuhan bulanan atau tahunan amunisi itu, pada prinsipnya kebutuhannya untuk latihan dulu. Kemudian baru untuk persiapan perang, karena amunisi ringan juga ada kadarluarsanya, tidak bisa kalau kemudian dibiarkan bertahun-tahun juga ketika di tembakan dia tidak akurat.
Jadi kita memang yang paling penting harus punya standar jumlah peluru untuk latihan. Dan dengan latihan itu prajurit memiliki kemampuan menembak yang baik dan terasah. Jadi bisa untuk bertempur sewaktu waktu.
Kalau jumlah amunisi iya memang harus disesuaikan dalam artian ada hitungannya tidak kemudian banyak, tidak terpakai dan disimpan di gudang, kadaluarsa, juga mubazir.
Dan memang untuk kepentingan latihan perang ini strandarnya satu orang prajurit itu bawa berapa amunisi?
Garis pertama istilahnya peluru garis pertama sekitar 200 butir yang wajib dibawa setiap prajurit. Tambah lagi nanti kalau penambahan. Jadi kalau misalnya perangnya lama ya memang kita butuh peluru yang lebih banyak.
Tetapi kita berpikiran untuk pelatihan saja dulu untuk para prajurit. Prajurit itu membutuhkan skill untuk melakukan penembakan.
Jadi kalau misalnya enam bulan latihan maksudnya enam bulan tidak melakukan latihan dalam jumlah tertentu, dia mungkin butuh sekian 1000 butir peluru untuk latihan saja tinggal mengalikan saja jumlah prajurit berapa.
Prajurit TNI inikan sekitar 420 an ribu orang, ini kan terbagi ada Satuan Tempur, Satuan Bantuan Tempur dan Satuan Administrasi.
Jumlah dan volume latihan menembaknya itu kan berbeda. Kalau bagian administrasi atau bagian hukum misalnya tidak perlu sering-sering.
Tetapi kalau bagian tempur, pasukan pasukan yang paling depan dia tentu harus lebih intensif. Nah itu harus dihitung secara akurat dan itu menjadi sebuah program untuk pengadaan. Dan sesungguhnya kalaupun untuk peluru kaliber lingkungan itu Pindad sudah mampu membuat dan mengadakannya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.