Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mahasiswa S1 Tak Wajib Skripsi, Pengamat Harap Kampus Bijak Menyikapi Aturan Baru Ini

Pengamat merespons kebijaan baru tentang standar kelulusan perguruan tinggi yang dikeluarkan Kemdikbud, mahasiswa S1 boleh tak buat skripsi

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Mahasiswa S1 Tak Wajib Skripsi, Pengamat Harap Kampus Bijak Menyikapi Aturan Baru Ini
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengikuti Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (24/1/2023). Nadiem membuat kebijakan baru terkait standar kelulusan perguruan tinggi, menurut pengamat perguruan tinggi harus bijak. 

"Sebenarnya, tugas akhir tanpa skripsi sudah banyak praktiknya."

"Misalnya  kemarin-kemarin sudah banyak praktik-praktiknya, salah satu saja misalnya di Universitas Terbuka gitu ya skripsi ada bentuk lain."

"Ada beberapa perguruan tinggi juga sudah menjalankan ini, jadi bukan kebijakan baru bahkan setahu saya tahun 80-an gitu juga beberapa perguruan tinggi ya memberi opsi kepada mahasiswanya," sambung Cecep.

Terkait dugaan kebijakan ini akan berefek terhadap kualitas SDM mahasiswanya, menurut Cecep, ini akan sangat terasa ketika mahasiswa S1 ingin melanjutkan ke jenjang S2.

Kalau mahasiswa S1 dan ingin melanjutkan S2, Cecep menyarankan tetap memilih skripsi.

Terutama bagi yang berminta menjadi calon dosen atau tenaga pendidik.

Baca juga: Inilah Aturan Baru Syarat Kelulusan Mahasiswa, Tak Wajib Skripsi

"Karena dengan skripsi mereka setidak-tidaknya dilatih bagaimana riset, membuat pendahuluan, latar belakang, rumusan masalah, teori-teori apa yang digunakan, grand teorinya ya metodenya, sampai ke pembahasan dan kesimpulan, itu penting selain memang sudah ada di mata kuliah."

Berita Rekomendasi

"Namun kalau punya apa best practice atau pengalaman membuat skripsi kemudian dia mau S2 atau mungkin S3 itu mungkin lebih bagus, jadi untuk peneliti untuk calon dosen mungkin ngambil jalur skripsi jauh lebih bagus," ungkap Cecep.

Kecuali misalnya mahasiswa itu ingin menjadi praktisi yang pekerjaannya tidak terkait riset.

Hal ini pun bisa didukung dengan adanya penilaian dosen terhadap mahasiswanya lebih cocok skripsi atau karya lainnya.

"Idealnya universitas memberikan opsional, tetap dicantumkan misalnya pilihan skripsi atau tugas-tugas lain ya sebagai tugas akhir di peraturan rektornya, kemudian nanti prodi mengajak diskusi juga kepada mahasiswa cocok mengerjakan pilihan yang mana, selain memang juga harus dilihat bagaimana kemampuan yang bersangkutan," lanjut Cecep.

Baca juga: Nadiem Makarim Tegaskan Tanpa Tesis dan Disertasi Tak Turunkan Kualitas, Mahasiswa Wajib Lakukan Ini

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, menyebut bahwa saat ini sudah zamannya lari cepat dan kemerdekaan kampus dijamin.

"(Untuk itu pemerintah) menghilangkan kewajiban (tugas akhir Skripsi) pada program studi Sarjana Terapan S1 atau D4, tapi mendorong perguruan tinggi menjalankan kampus merdeka dan berbagai inovasi."

"Mahasiswa untuk magister S2 dan S3 ini masih wajib diberikan tugas akhir, jadi buat mereka masih wajib tugas akhir, tapi tidak lagi wajib diterbitkan di jurnal," kata Nadiem Makarim dalam pidatonya di acara Merdeka Belajar eps 26: Transformasi Standar Nasional dan Akreditasi Pendidikan Tinggi yang tayang di YouTube KEMENDIKBUD RI, Selasa (29/8/2023).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas