TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Khusus Presiden Bidang Inovasi, Pendidikan dan Pembangunan Daerah Berkelanjutan Billy Mambrasar menekankan pentingnya peran pemuda dalam melawan politik pecah belah serta mengawal persatuan, terutama menuju Pilpres 2024 mendatang.

Hal ini disampaikan Billy pada acara The 1st Youth Diversity Forum atau Forum Kebhinekaan Pemuda Pertama yang diselenggarakan oleh Center of Human Excellence and Diversive (CoHesive) di Kota Semarang, Jawa Tengah Tengah beberapa waktu lalu. 

Acara tersebut mengusung tema “Raising Interfaith, Independence and Interconnection Movement Towards Harmony Within Diversity” atau Menggalang Gerakan Lintas Agama, Kemandirian dan Interkoneksi Menuju Harmoni Dalam Kebhinekaan. 

“Indonesia memiliki lebih dari 17 ribu pulau, 300 suku, dan lebih dari 720 bahasa di seluruh Indonesia. Belum lagi bicara agama yang begitu beragam. Jangankan bicara Indonesia, berdasarkan data Pemprov Papua, kelompok suku asli di Papua ada 255 suku dengan bahasa yang berbeda-beda," ujarnya dalam keterangannya pada Senin (11/9/2023).

Karena itu, Billy Mambrasar mengatakan kita harus berbangga sekali dengan keragaman dan kekayaan yang dimiliki bangsa ini.

"Tidak usah jauh-jauh, bahkan di tim Kaka Billy sendiri, yang kami sebut Tim BAPER (Bawa Perubahan), isinya beragam suku, budaya, dan agama. Hadir dua orang tim Kaka Billy di sini mendampingi, pun dari suku dan budaya yang berbeda,” tuturnya. 

Baca juga: Sandination Gelar Dialog Inspiratif Bahas Peran Pemuda Wujudkan Indonesia Emas 2045

Adapun acara ini dibuka dengan Keynote Speech oleh Wakil Presiden Republik Indonesia ke-10 dan ke-12 Dr (HC) H Muhammad Jusuf Kalla secara virtual dan dihadiri langsung oleh Imam Besar Masjid Istiqlal K.H. Nasaruddin Umar. 

Dalam kesempatan ini, Billy Mambrasar berbicara dalam panel berjudul Peran Pemuda dalam Meningkatkan Kesadaran Semangat Persatuan dan Kesatuan bersama Founder CoHesive dan Ketua Umum Forum Dirgantara Muda Ahmad Arafat Aminullah, Entrepreneur dan Owner-Founder CGlinkCorp88 Catur Gunandi, dengan Founder Women Foundation Indonesia Dea Riskika Putri yang bertindak sebagai moderator.

“Kita hidup di era digital, semua serba teknologi, bahkan bisa kita bilang, semua serba AI. Di zaman dahulu, perpecahan dimulai dari mulut ke mulut dengan _devide et impera_ atau politik pecah belah. Hari ini, teknik yang sama masih sangat mungkin kita temukan, dan penyebarannya bukan lagi lewat mulut saja, tetapi lewat jempol, alias smartphone," ujarnya.

Terlebih lagi, kata Billy Mambrasar, memasuki tahun politik yang namanya ujaran kebencian, hoaks, fitnah, sangat rawan menyusupi media sosial, grup-grup WhatsApp dan lain-lain.

"Oleh sebab itu, saya mengimbau teman-teman muda yang hadir di sini maupun teman-teman yang nanti mendengar pesan ini dari berbagai media, ayo kita kawal bersama Pilpres 2024 jauh dari pecah belah," paparnya. 

“Saya senang sekali bisa hadir di Semarang dalam acara yang menekankan kebhinekaan bangsa kita. Apresiasi setinggi-tingginya kepada Bro Arafat, Founder CoHesive yang menginisiasi kegiatan ini bersama Sis Ulta Levenia, Founder MAPAN dan beserta pihak-pihak lainnya. Dari pagi kita lihat ada perwakilan berbagai organisasi keagamaan, organisasi pemuda, pihak swasta, BUMN, perguruan tinggi, luar biasa," katanya.

"Bahkan tadi saya dengar, Youth Diversity Forum ini juga melibatkan Keuskupan setempat (Semarang), Perhimpunan Remaja Masjid Dewan Masjid Indonesia(PRIMA DMI) Jateng, dan lainnya. Artinya apa? Youth Diversity Forum ini tidak hanya melihat pimpinan pusat atau nasional, tetapi juga dengan sangat bijak, merangkul kelompok dan organisasi setempat,” ujar Billy Mambrasar menambahkan.

Billy menekankan bahwa realitas penduduk Indonesia yang majemuk dan plural di atas menunjukkan bahwa kerukunan umat beragama adalah bagian integral dari kehidupan berbangsa dan bernegara, wajib dan mutlak dirawat. 

Pria yang akrab disapa “Kaka Billy” ini juga mengharapkan bahwa Bhinneka Tunggal Ika benar-benar menjadi landasan dalam menjaga kerukunan sosial  di Indonesia menanamkan nilai-nilai toleransi, saling menghormati dan hidup harmonis dalam perbedaan.