Airlangga Hartarto Undang Mantan Presiden Filipina Gloria Macapagal Bahas Ketahanan Pangan Nasional
Airlangga mengatakan Gloria diundang memberikan kuliah umum mengenai ketahanan pangan nasional
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengundang mantan Presiden Filipina Gloria Macapagal dua periode ke Kantor DPP Partai Golkar, Jalan Anggrek Neli, Slipi, Jakarta Barat pada Sabtu (16/9/2023).
Airlangga mengatakan Gloria diundang memberikan kuliah umum mengenai ketahanan pangan nasional. Hal ini dinilainya penting karena sejumlah daerah Indonesia kini mengalami kekeringan.
Baca juga: Megawati Bertemu Mantan Presiden Filipina Gloria Arroyo, Bahas Isu Penghapusan Hukuman Mati
"Pada kuliah hari ini Ibu Presiden Gloria menyampaikan hal yang pernah terjadi di tahun 2008 yaitu krisis beras dan angkanya mirip terjadi kenaikan harga beras sampai dengan diatas 600 sampai 650 dan ini terjadi hari ini di India menahan ekspor beras," kata Airlangga saat memberikan kuliah Golkar Institute Presidential Lecture Series, bertajuk "Leadership and Resilience in the Asean Region", di DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Sabtu (16/09/2023).
Ia menuturkan bahwa Presiden Jokowi juga telah berkali-kali turun ke pasar untuk memeriksa kesediaan pangan. Termasuk, kemungkinan adanya kenaikan harga pangan di tengah kekeringan.
"Bapak presiden berkali-kali ke pasar untuk mengecek harga beras dan pemerintah hari ini memberikan bansos beras untuk 3 bulan kedepan kepada penerima bantuan beras KKH itu untuk 22 juta penduduk," jelasnya.
Sementara itu, Gloria Macapagal Arroyo, Mantan Presiden Filipina 2001-2010 menyampaikan isu ketahanan pangan penting di tengah persiapan Pemilu 2024. Para calon pemimpin beserta jajarannya nanti dituntut untuk peka terhadap ancaman ketahanan pangan nasional.
“Filipina sendiri pernah merasakan dampak El Nino pada tahun 2007-2008. Saat itu, harga beras naik tiga kali lipat dalam beberapa bulan,” terang Gloria Macagapa.
Dampak El Nino juga berjalan beriringan dengan adanya pembatasan ekspor beras oleh Vietnam dan India. Padahal, kedua negara tersebut saat itu menjadi negara-negara yang diandalkan dalam upaya mencukupi stok cadangan beras.
Baca juga: Momen Megawati Sambut Hangat Mantan Presiden Filipina Gloria Macapagal di Teuku Umar
“Saat itu, Filipina melakukan beberapa upaya untuk mempertahankan stok pangan di negaranya. Salah satunya, memanfaatkan sains dan teknologi. Filipina berupaya melakukan peningkatan rantai pasokan, termasuk produksi beras dan manajemen risiko,” ujar Gloria Macapagal.
Sebelum menjabat sebagai Presiden, Gloria Macapagal Arroyo merupakan Wakil Presiden wanita pertama di Filipina. Tahun 2005, ia dipilih sebagai salah satu wanita yang paling berkuasa di dunia, versi majalah Forbes.