Cerita Handry Satriago Jadi CEO General Electric Indonesia, Termuda dalam Sejarah, Sempat Tak PD
Saat ditunjuk menjadi CEO General Electric Indonesia, Handry Satriago menjadi CEO termuda dalam sejarah GE Global.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
"Sehingga kalau kita bisa bicara, dulu nggak bisa jalan, nggak bisa travelling. Allah bilangnya, 'Saya bikin kamu travelling sampai bosen'," pungkas dia.
Lewat sebuah unggahannya di Linkedin, Handry membeberkan caranya bisa 'bertahan' hidup di atas kursi roda sepanjang hidupnya.
Ia menuturkan, paling pertama yang ia tekankan kepada dirinya, adalah yakin.
"Keyakinan. Kamu harus punya keyakinan untuk bertahan hidup. Yakinlah bahwa apa yang kamu punya saat ini adalah yang terbaik yang Tuhan berikan kepadamu," tulis Handry tiga tahun lalu.
Setelahnya, dukungan dari teman-teman dan orang terdekat, menjalani hidup penuh kesenangan, serta perjuangan, menjadi hal-hal utama yang membuatnya mampu bertahan dengan kondisinya.
Profil Handry Satriago
Menurut catatan Wikipedia, Handry Satriago lahir di Pekanbaru, Riau pada 13 Juni 1969.
Ia adalah lulusan S1 Teknik Bioindustrial Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 1993.
Tiga tahun setelahnya, pada 1966, Handry meraih gelar S2 di bidang Manajemen dan Administrasi Bisnis dari IPMI Sekolah Bisnis Internasional.
Lalu, dikutip dari akun LinkedIn-nya, Handry juga pernah menempuh pendidikan singkat di Monash University dan Harvard Business School Executive Education.
Di tahun 2010, ia meraih gelar Doktor di bidang Manajemen Strategis dari Universitas Indonesia (UI).
Handry bergabung dengan General Electric sejak lama.
Juli 2023 lalu, tepat 26 tahun Handry berkarier di perusahaan yang didirikan oleh Thomas Alfa Edison itu.
Ia mengawali kariernya di General Electric pada 1997 dengan jabatan Manajer Business Development.
Lalu, pada Juli 1998, Handry pindah ke GE Ligthing Indonesia dan menjadi General Manager Industrial Lighting and Systems.
Tiga tahun setelahnya, pada awal 2001, ia 'dimutasi' ke GE Power menjadi Regional Black Belt untuk kawasan Asia Pasifik.
Kemudian, jabatannya berganti sebagai Director of Sales Power Generation pada Januari 2005.
Baru pada Juli 2010, Handry ditunjuk menjadi CEO General Electric Indonesia.
Sebelum meninggal, Handry juga berkesempatan menjajal profesi konsultan di Satriago Institute.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Choirul Arifin, Kompas.com/Alsadad Rudi)