Cerita Handry Satriago Jadi CEO General Electric Indonesia, Termuda dalam Sejarah, Sempat Tak PD
Saat ditunjuk menjadi CEO General Electric Indonesia, Handry Satriago menjadi CEO termuda dalam sejarah GE Global.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Dalam sesi wawancara bersama Himpunan Alumni IPB pada September 2020, Handry mengaku impiannya sejak dulu adalah bisa pergi ke luar negeri.
Ia bahkan membuat paspor meski dirinya masih duduk di bangku SMA.
Namun, saat datang kesempatan untuknya menjelajah negeri lain, ia justru didiagnosa menderita kanker kelenjar getah bening pada 1987.
Saat itu, usianya masih 17 tahun.
Penyakit itu kemudian mengharuskan Handry duduk di kursi roda sampai akhir hayatnya.
"Saya pingin banget keluar negeri, dari SMA saya udah punya passport. Begitu ada kesempatan, ikut AFS (pertukaran pelajar ke AS), saya nggak bisa jalan."
"Akhirnya saya nggak bisa pergi kemana-mana, saya bakar itu passport. Saya pikir udah nggak mungkin lah saya pergi ke mana-mana."
"Waktu itu saya mikir, ya sudah lah, kubur dalam-dalam mimpi saya," kisah Handry, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Himpunan Alumni IPB.
Namun, Tuhan mengabulkan mimpi Handry saat ia resmi bekerja di GE Lighting pada 1997.
Di hari pertama bekerja, ia langsung diminta mempersiapkan diri untuk perjalanan dinas ke Hongkong.
"Tahun 1997, saya masuk (General Electric). Hari pertama saya masuk itu, bos saya bilang, kamu minggu depan berangkat ke Hongkong ya."
"Saya langsung kalang kabut, karena saya nggak punya passport," imbuh dia.
Sejak saat itu, Handry kerap berkeliling ke negara-negara luar.
"Dan lucunya, sesudah saya pulang dari Hongkong, saya nggak pernah berhenti travelling. Saya sudah travelling ke berbagai benua dan samudera."