Jokowi: Jangan Takut AI, Teknologi Tak Bisa Kalahkan Manusia
Presiden Jokowi meminta semua pihak agar tidak mengkhawatirkan atas semakin majunya teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).
Editor: Choirul Arifin
"Menggunakan data terkait pekerjaan di AS dan Eropa, kami menemukan bahwa dua pertiga pekerjaan saat ini akan terekspos oleh automatisasi dan AI generatif bisa menggantikan seperempat pekerjaan yang ada saat ini," menurut laporan Goldman Sachs yang berjudul The Potentially Large Effects of Artificial Intelligence on Economic Growth.
"Mengekstrapolasi estimasi kami secara global, kami menilai AI generatif dapat berdampak setara 300 juta pekerjaan penuh waktu," lanjut keterangan itu.
Ada pula surat terbuka sejumlah tokoh teknologi dunia, termasuk Elon Musk, yang mendesak jeda penelitian pada sistem AI yang "lebih kuat dari GPT-4," model bahasa terkini ChatGPT. Surat yang diterbitkan di Future of Life Institute juga meminta penerapan seperangkat protokol bersama untuk alat AI yang aman.
Baca juga: Meta Kembangkan Sistem Kecerdasan Buatan Baru, Diklaim Lebih Canggih dari ChatGPT
Pada Mei, para CEO dan ilmuwan melontarkan pernyataan senada pada surat terbuka 'Statement on AI Risk' yang digagas oleh organisasi nirlaba Center for AI Safety yang berbasis di San Francisco, AS.
Penandatangannya mencapai lebih dari 100 tokoh yang merupakan ilmuwan, termasuk Geoffrey Hinton dan Yoshua Bengio yang memenangkan Turing Award 2018 atas karya mereka di bidang kecerdasan buatan.
Selain itu, ada pula para pimpinan perusahaan teknologi, termasuk CEO Google DeepMind Demis Hassabis dan CEO OpenAI yang merupakan pemilik ChatGPT, Sam Altman.
"Mitigasi risiko kepunahan dari AI harus menjadi prioritas global bersama dengan risiko skala masyarakat lainnya, seperti pandemi dan perang nuklir," dikutip dari pernyataan terbuka itu.(tribun network/fik/dod)