Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mahasiswa Protes Permainan Konsorsium Proyek BTS Kominfo Tak Diusut Tuntas

Adanya permainan dalam proyek BTS tersebut kemudian mendapat protes dari elemen mahasiswa yang berunjuk rasa hari ini, Senin (25/9/2023).

Penulis: Ashri Fadilla
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Mahasiswa Protes Permainan Konsorsium Proyek BTS Kominfo Tak Diusut Tuntas
Tribunnews.com/Ashri Fadilla
Demo kasus BTS di Kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Senin (25/9/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ashri Fadilla

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perjalanan kasus dugaan korupsi pengadaan tower BTS pada BAKTI Kominfo mulai menguak fakta-fakta baru terkait permainan yang dilakukan dalam proyek strategis nasional ini.

Salah satu modus yang digunakan yaitu setoran dari pihak konsorsium berkedok commitment fee hingga 10 persen dari nilai proyek yang didapat.

Setoran itu diakui oleh Leader Konsorsium Paket 3, Arya Damar yang juga merupakan Direktur Utama PT Aplikanusa Lintasarta dan Alfi Asman selaku Direktur Niaga/ Komersial PT Aplikanusa Lintasarta di dalam persidangan.

Adanya permainan dalam proyek BTS tersebut kemudian mendapat protes dari elemen mahasiswa yang berunjuk rasa hari ini, Senin (25/9/2023).

Baca juga: Lusa, Sidang Korupsi BTS Kembali Digelar, Johnny G Plate akan Dikonfrontasi dengan Terdakwa Lainnya

Sebab pada akhirnya, permainan proyek itu membawa kerugian bagi negara.

"Saat ini Lintasarta sebagai pihak yang merugikan pemerintah dalam proyek BTS 4G Kominfo yang menurut audit BPKP kerugian negara mencapai 8 triliun," ujar orator di atas mobil komando sekitar Kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Senin (25/9/2023).

Berita Rekomendasi

Unjuk rasa tersebut sempat diwarnai aksi pembakaran ban.

Polisi yang berjaga pun langsung ambil tindakan untuk memadamkannya.

Namun masa aksi tetap menuntut agar kasus ini diusut tuntas, khususnya mengenai setoran pihak konsorsiun untuk memenangkan tender terutama Lintasarta yang sudah terungkap dalam persidangan.

"Usut tuntas pihak yang merugikan pemerintah dalam proyek BTS 4G Kominfo," katanya.

Setoran terkait kasus proyek BTS Kominfo ini sebelumnya terungkap dalam persidangan Kamis (31/8/2023).

Bahkan di antaranya ada yang ditagih langsung oleh mantan Direktur Utama (Dirut) BAKTI Kominfo, Anang Achmad Latif, terdakwa dalam perkara ini.

Anang Latif sebagai Dirut BAKTI saat itu menagih fee di sebuah restoran di Manokwari, Papua Barat.

Waktu itu Anang bersama pihak konsorsium sedang menunggu kedatangan eks Menkominfo, Johnny G Plate untuk acara peresmian.

"Dalam ngobrol, Anang cuma nyeletuk 'Lintasarta belum mengeluarkan commitment fee, belum ngeluarkan fee,'" kata Arya Damar, Dirut PT Aplikanusa Lintasarta dalam persidangan Kamis (31/8/2023).

Arya Damar sebagai Dirut Lintasarta yang juga leader konsorsium paket 3 saat itu tak menanggapi ucapan Anang Latif.

Dia pun memastikan kepada direktur niaganya mengenai commitment fee yang ditagih itu.

Direktur Niaga Lintasarta di persidangan mengaku memang ada commitment fee yang mesti disetorkan terkait proyek ini.

Namun commitment fee itu pada awalnya disampaikan oleh Galumbang Menak Simanjuntak, teman Anang Achmad Latif.

"Galumbang sepengetahuan saya tuh praktisi telekomunikasi, pak. Tangan kanan Anang Achmad Latif, Dirut BAKTI. Sejak kemarin saya sudah jelaskan bahwa permintaan 10 persen itu datang dari Pak Galumbang," ujar Alfi Asman, Direktur Niaga Lintasarta.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas