Kaesang Jabat Ketua Umum PSI, Pengamat: Taktik yang Sangat Jenius
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, menyatakan keputusan PSI menunjuk Kaesang sebagai Ketum adalah langkah jenius.
Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Whiesa Daniswara
Namun, Burhanuddin tak mengesampingkan bahwa keputusan ini akan menjadi semacam batu ujian bagi Kaesang.
Waktu akan membuktikan apakah adik Gibran Rakabuming Raka itu bisa menjadi semacam game changer atau tidak.
Tolok ukurnya ialah apakah PSI bisa lolos parliamentary threshold pada Pemilu 2024 nanti.
Parliamentary threshold adalah ambang batas perolehan suara minimal partai politik dalam pemilihan umum untuk diikutkan dalam penentuan perolehan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Pada pemilu 2019, aturan parliamentary threshold tercantum dalam Pasal 414 dan 415 Undang-Undang Nomor 7 Tahun Tahun 2017.
Dalam UU itu ditetapkan, sebuah parpol harus memperoleh suara sekurang-kurangnya 4 persen dari jumlah suara nasional untuk bisa memperoleh kursi di DPR.
Saat itu PSI hanya memperoleh suara sebesar 1,89 persen sehingga tak dapat mengirimkan wakilnya ke Senayan.
"Memang perlu perjuangan, ini jalan ninja seorang Kaesang. Tetapi saat yang sama akan menjadi semacam batu ujian," terang Burhanuddin.
"Apakah bisa menjadi semacam game changer sehingga PSI bisa lolos parliamentary threshold, dan kalau misalnya itu yang terjadi, maka sulit bagi kita untuk menolak pengaruh Kaesang dan Pak Jokowi sehingga bisa meloloskan PSI. Lagi-lagi keduanya diuntungkan," tuturnya.
Langkah Selanjutnya
Setelah Kaesang Pangarep terpilih sebagai Ketum, langkah PSI di Pilpres 2024 juga tengah dinanti, soal bakal ke kubu manakah mereka akan memberikan dukungan.
Baru-baru ini, Kaesang menyatakan partainya terbuka mengenai ajakan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, agar mendukung Ganjar Pranowo menjadi bakal calon presiden (bacapres) di Pilpres 2024.
"Kita PSI itu terbuka dengan semua," kata Kaesang saat ditemui di Kantor DPP PSI, Jakarta, Selasa (26/9/2023).
Putra bungsu Presiden Jokowi itu menyatakan bahwasanya PSI siap berkolaborasi dengan siapa pun.
Akan tetapi, syaratnya kolaborasi itu harus win-win solution.