Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Terdeteksi Imigrasi di Roma Sebelum Hilang Kontak
KPK menggeledah rumah dinas Syahrul di Kompleks Kementerian di Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan, Kamis (28/9/2023).
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dikabarkan hilang kontak di benua Eropa.
"Betul. Jadi sampai hari ini kita terus mencari keberadaan Pak Menteri karena memang sampai detik ini kita belum ada kabar mengenai keberadaan Pak Menteri sampai hari ini," kata Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi usai rapat di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (3/10/2023).
Di tempat yang sama, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengatakan bahwa Syahrul belum masuk ke Indonesia.
"Belum-belum, belum masuk," kata Yasonna.
Pihaknya tidak bisa aktif melakukan pencarian terhadap SYL. Tugas pencarian hanya bisa dilakukan oleh aparat penegak hukum.
Baca juga: NasDem Bantah Mentan Syahrul Yasin Limpo Hilang Kontak di Luar Negeri, Diminta Pulang ke Indonesia
Rumah Digeledah Pekan Lalu
KPK menggeledah rumah dinas Syahrul di Kompleks Kementerian di Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan, Kamis (28/9/2023).
Penggeledahan dilakukan empat hari setelah keberangkatan Syahrul kunjungan kerja ke Eropa.
Pengeledahan terkait dugaan korupsi jual beli jabatan di Kementerian Pertanian.
Terpantau Imigrasi di Roma
Sementara itu, Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia belum mendapat informasi terbaru terkait data perlintasan Syahrul Yasin Limpo yang berada di luar negeri.
Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Silmy Karim menjelaskan sejauh ini pihaknya belum mendapat informasi mengenai keberadaan Mentan Syahrul di Tanah Air.
Berdasarkan data perlintasan dan kerja sama antarnegara, Mentan Syahrul terakhir terdeteksi berada di Roma, Italia.
“Belum masuk ke Indonesia. Terakhir di Roma. Kita pakai data perlintasan dan Kerjasama antar negara,” kata Silmy di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (3/10/2023).
Berdasarkan catatan imigrasi, Mentan Syahrul meninggalkan Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta pada Minggu (24/9/2023).
Kala itu, Mentan dan rombongan menggunakan maskapai Qatar Airways menuju Roma, Italia dan transit di Doha, Qatar.
Rombongan direncanakan kembali ke Indonesia pada 30 September 2023.
Namun hingga tanggal 1 Oktober 2023, tidak ada data perlintasan Mentan sudah kembali ke Tanah Air.
"Kami sudah cek, yang bersangkutan belum termonitor di sistem sudah berada di Indonesia," ujar Silmy.
Kunjungan ke Eropa Bersama Pejabat Lain
Sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi menjelaskan kehilangan kabar atau lost contact dengan Syahrul Yasin Limpo.
Menurut Harvick, rombongan menteri yang sedang melakukan perjalanan dinas ke Italia dan Spanyol pulang ke Indonesia secara terpisah lantaran ketersediaan tiket yang terbatas.
Adapun pejabat yang ikut rombongan Menteri Syahrul melakukan perjalanan dinas di Benua Eropa yakni dari Eselon I dan II.
Harvick menyampaikan informasi yang terakhir diterimanya, Syahrul berada di Spanyol.
Saat ditanya apakah ada indikasi bahwa Menteri Syahrul kabur dari kasus yang sedang ditangani oleh KPK saat ini, Harvick menegaskan tidak.
"Wah Insya Allah sih enggak ya. Mudah-mudahan kita doakan bersama-sama agar bisa selesai. Insya Allah," tutur Harvick.
Ia mengaku terakhir kali berkomunikasi dengan Menteri Syahril sebelum acara kunjungan ke Spanyol.
Terdapat beberapa pejabat eselon yang ikut serta dalam agenda kunjungan kerja Mentan Yasin Limpo.
Namun menurut Harvick, akhirnya rombongan tersebut terpisah dari Menteri Syahrul.
Mentan Syahrul Yasin Limpo mendapat sorotan setelah KPK mengeledah rumah dinasnya di Kompleks Kementerian di Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan, Kamis (28/9/2023), atau empat hari setelah keberangkatannya ke luar negeri.
KPK melakukan pengeledahan di rumah dinas Syahrul selama 20 jam, mulai Kamis (28/9/2023) sore hingga Jumat (29/9/2023) siang.
Pengeledahan KPK ini terkait dugaan korupsi jual beli jabatan di Kementan.
Adapun barang bukti yang disita KPK dari pengeledahan tersebut yakni sejumlah uang dalam pecahan mata uang rupiah dan mata uang asing dengan perkiraan berjumlah puluhan miliar.
Kemudian beberapa dokumen seperti catatan keuangan, pemberian aset bernilai ekonomis, barang bukti elektronik dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan perkara.
Selain itu, penyidik juga menemukan 12 pucuk senjata api yang sudah diserahkan ke Polda Metro Jaya untuk diteliti perihal izin kepemilikannya.
Sumber: Tribunnews.com/Kompas.TV