Kisah Bidan Fifi Sumanti Turunkan Angka Stunting di Pulau Komodo, Mitos di Masyarakat Jadi Tantangan
Bidan Puskesmas Pembantu (Pustu) Pulau Komodo, Labuan Bajo, NTT, Fifi Sumanti mengungkapkan perjuangannya dalam menurunkan angka stunting.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bidan Puskesmas Pembantu (Pustu) Pulau Komodo, Labuan Bajo, NTT, Fifi Sumanti mengungkapkan perjuangannya dalam menurunkan angka stunting di daerahnya.
Ia bersama tim mengaku kerap menghadapi berbagai persoalan dalam menurunkan angka stunting di pulau Komodo.
"Jadi saya masih ingat tahun 2018, angka stunting tinggi banget. Sepertiga balita (di daerah) saya ada di garis kuning," ungkapnya pada sesi media briefing pada acara 1000 Days Fund Humanitarian Awards di Jakarta Pusat, Kamis (5/10/2023).
Merasa sangat sedih dengan kondisi ini, Fifi pun bergerak bersama tim di Puskesmas.
Kala itu ada tiga orang bidan dan membuat program agar bisa menurunkan angka stunting.
Baca juga: Pengantin Anemia Sebabkan Angka Stunting Sulit Turun
"Akhirnya, kita lakukan edukasi aktif. Kemudian di setiap Posyandu, ada kelas ibu hamil, pelayanan terpadu, semua kita sebarkan isu stunting," ujarnya.
Akhirinya di satu wilayah Pulau Komodo yang dibicarakan hanya isu stunting.
Hingga pada 2019, angka stuting di Pulau Komodo turun.
Namun Fifi merasa upayanya belum tuntas, penurunan angka stunting dirasa belum signifikan.
Baca juga: Wapres Ingatkan Tenggat Waktu Penurunan Stunting Hingga 14 Persen Tinggal Satu Tahun
Lewat pendekatan dengan masyarakat, ia pun menemukan berbagai masalah yang menjadi penyebab stunting.
Pertama dari pola pikir yang belum terbentuk secara baik dan benar.
"Okelah edukasi ibunya ngerti stunting itu apa, penyebab apa, kemudian pencegahan itu apa, dia tahu A-Z. Tapi ketika pulang ke rumah, dia kembali ke kebiasaan yang salah," jelasnya.
Menurutnya mengubah pola pikir memang tidaklah mudah. Butuh edukasi secara terus-menerus.