Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat: Pola Hidup Halal
Simak contoh teks khutbah Jumat singkat yang berjudul Pola Hidup Halal. Memuat materi pengingat bagi umat Islam untuk memperhatikan pola hidupnya.
Penulis: Enggar Kusuma Wardani
Editor: Whiesa Daniswara
Kita harus menjalankan pola hidup yang halal. Apa pun yang kita lakukan wajib sesuai syariat. Sesuap makanan yang masuk ke dalam tubuh, akan terserap nutrisinya ke dalam aliran darah dan dialirkan ke seluruh tubuh. Nutrisi itu berguna untuk membangun tubuh kita. Nutrisi makanan yang dihasilkan dari makanan haram akan menghalangi diterimanya amal ibadah kita, termasuk doa-doa yang kita panjatkan ke hadirat Allah Swt.
Selain itu, Bagaimana hati kita bisa menerima kebenaran, jika hal yang melekat dalam tubuh kita merupakan sesuatu yang haram?
Sungguh hal ini wajib kita renungkan bersama. Jangan sampai tindakan kita menghasilkan sesuatu yang haram sehingga kita memakai pakaian yang haram, dan memakan makanan yang haram. Hal ini sangat memengaruhi keimanan, mengakibatkan sulitnya menerima kebenaran, malasnya beribadah, mencondongkan hati ke arah kebatilan, serta mengundang berbagai masalah di dalam kehidupan sehingga menjauhkan kita dari rasa tenang dan bahagia.
Jamaah shalat Jum’at yang dirahmati Allah
Kita tidak diperbolehkan memakan makanan yang membahayakan atau berdampak buruk terhadap kesehatan tubuh kita. Makanan yang banyak mengandung pengawet, pewarna, pemanis dan perasa buatan banyak sekali beredar di pasaran. Makanan-makanan tersebut dari dzatnya bersifat halal, namun akan memberikan dampak yang buruk terhadap kesehatan.
Hal ini bisa dilihat dari kualitas kesehatan masyarakat akhir-akhir ini. Penyakit yang ditimbulkan karena pola makan semakin marak. Anak-anak pun banyak terkena penyakit yang berbahaya: kanker, gagal ginjal, diabetes, jantung, stroke, dan lain-lain. Bagaimana bangsa ini bisa maju, jika kualitas kesehatan generasi muda tidak terjamin karena makan makanan yang membahayakan tubuh?
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita mengetahui dampak sebuah makanan sehingga kita bisa menghindarinya. Sebab kaidah agama menyatakan laa dharara walaa dhirara (janganlah membuat kerusakan dan jangan pula melakukan hal-hal yang mengakibatkan kerusakan).
Pada kesempatan kali ini, saya mengajak diri saya sendiri dan juga sidang Jum’at yang berbahagia untuk selalu berhati-hati menjaga kehalalan dan kebaikan dalam berbagai sendi kehidupan. Semoga Allah Swt menerima semua amal perbuatan kita yang selalu kita niatkan untuk ibadah.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
(Tribunnews.com/Enggar Kusuma)