Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kunci Jawaban Antropologi Kelas 11 Halaman 78 79 80 Kurikulum Merdeka: Soal Tes Formatif

Berikut ini merupakan kunci jawaban buku pelajaran Antropologi kelas 11 halaman 78, 79 80 Kurikulum Merdeka

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Kunci Jawaban Antropologi Kelas 11 Halaman 78 79 80 Kurikulum Merdeka: Soal Tes Formatif
kemdikbud.go.id
Soal Antropologi Kelas 11 Halaman 78, 79 80 Kurikulum Merdeka: Soal Tes Formatif 

TRIBUNNEWS.COM – Simak, berikut ini merupakan kunci jawaban buku pelajaran Antropologi kelas 11 halaman 78, 79, 80 Kurikulum Merdeka.

Pada buku pelajaran Antropologi kelas 11 halaman 78, 79 dan 80 Kurikulum Merdeka Lembar Kerja 2.8 menyajikan soal pilihan ganda pada dan esai.

Adapun tugas yang tertera pada buku pelajaran Antropologi kelas 11 halaman 78, 79, dan 80 Kurikulum Merdeka mengulas terkait materi Antropologi Terapan.

Dalam soal tersebut siswa diminta untuk menjawab soal yang telah terlampir.

Kunci jawaban ini digunakan sebagai panduan dan pembanding oleh orang tua untuk mengoreksi pekerjaan anak.

Berikut ini merupakan kunci jawaban buku pelajaran Antropologi kelas 11 halaman 78, 79, dan 80 Kurikulum Merdeka: Soal Tes Formatif.

B. Jawaban Soal Tes Formatif Soal Pilihan Ganda

Kunci Jawaban Antropologi Kurikulum Merdeka Kelas 11 Halaman 78, 79 80
Soal Antropologi Kelas 11 Halaman 78 - 79  Kurikulum Merdeka: Soal Tes Formatif

Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 95 Kurikulum Merdeka: Persiapan Musikalisasi Puisi

Berita Rekomendasi

1. Rina adalah seorang antropolog. Dia melakukan penelitian etnografi mengenai pandangan beberapa siswi perempuan kelas 12 ketika hendak memilih suatu jurusan di perguruan tinggi. Rina berusaha memahami dan melukiskan kisah hidup, pengalaman dan alasan dari para informannya berdasarkan pada sudut pandang mereka. Perspektif ini disebut dengan:

A. Etik

B. Emik

C. Fonetik

D. Simbolik

E. Etnosentrisme

JAWABAN : B

2. Perhatikan ciri-ciri berikut ini

a) Bersifat khusus (culture specific).

b) Berasal dari analogi fonetik

c) Mengacu pada sudut pandang pengamat.

d) Mengacu pada sudut pandang pemilik kebudayaan.

e) Berasal dari analogi fonemic.

Pernyataan di atas yang merupakan karakteristik dari perspektif emik dalam antropologi, diantaranya:

A. a, d, dan e

B. a dan e

C. a, b, dan e

D. a, b, dan c E. a, c,

JAWABAN : A

3. Perspektif yang digunakan untuk memahami suatu kebudayaan dari sudut pandang pengamat dari luar pelaku kebudayaan disebut dengan

A. Etis

B. Etik

C. Emik

D. Fonemik

E. Etnosentrisme

JAWABAN : B

4. Perhatikan ciri-ciri berikut!

a) Digunakan untuk memperoleh pemahaman mengenai budaya untuk menilai superioritas suatu budaya dari budaya lain.

b) Berangkat dari asumsi dasar bahwa kebudayaan berbeda dan nilai dari suatu kebudayaan berlaku secara parsial atau lokal.

c) Berangkat dari asumsi dasar bahwa kebudayaan berbeda dan nilai dari suatu budaya berlaku secara universal.

d) Digunakan untuk memperoleh pemahaman mengenai budaya lain tanpa memberi penilaian terhadap budaya tersebut.

e) Menolak bahwa kebudayaan berlaku universal. f)

Menolak bahwa kebudayaan berlaku parsial. Pernyataan di atas yang merujuk pada pengertian relativisme budaya, diantaranya:

A. b, d, dan f

B. a, b, dan e

C. b, c, dan e

D. b, d, dan e

E. b, c, dan f

JAWABAN : D

5. Budaya Indonesia mengajarkan kepada anak-anak untuk menggunakan tangan kanan sebagai tangan yang dianggap baik dan mengandung nilai kesopanan oleh masyarakat. Tangan kanan digunakan untuk memberikan barang kepada seseorang, berjabat tangan, menulis, dan makan.

Sementara tangan kiri dianggap kurang baik jika digunakan dalam berinteraksi dengan masyarakat, sehingga tangan kiri jarang digunakan oleh anak-anak di Indonesia, terlebih lagi
untuk berinteraksi dengan orang yang lebih tua.

Sedangkan pada beberapa negara di Asia Timur dan Eropa memandang bahwa tidak ada perbedaan nilai antara tangan kanan dan kiri, dan tidak menerapkan pembagian tugas atas kedua tangan.

Seorang peneliti menghasilkan temuan bahwa salah satu dari kedua masyarakat tersebut memiliki nilai kebudayaan yang lebih buruk dibandingkan yang lain.

Karena berdasarkan kebiasaan keluarganya mengharuskan untuk menghormati orang tua dan menggunakan tangan kanan dalam berinteraksi dengan orang yang lebih tua.

Berdasarkan pernyataan diatas, peneliti menunjukkan perilaku yang mengacu pada prinsip:

A. Pluralisme

B. Positivistik

C. Relativisme

D. Etnosentrisme

E. Multikulturalisme

JAWABAN : D

B. Soal Esai

1. Apa yang dimaksud dengan ilmu antropologi dan bagaimana hubungannya dengan ilmu-ilmu yang lain?

2. Mengapa antropologi penting dipelajari khususnya di Indonesia?

3. Jelaskan perbedaan fase-fase perkembangan antropologi sebagai ilmu?

4. Bagaimana hubungan antara relativisme budaya dan penerapan antropologi pada masyarakat majemuk?

5. Berikan dua contoh mengenai manfaat belajar antropologi bagi kalian!

Kunci Jawaban Antropologi Kelas 11 Halaman 78, 79 80 Kurikulum Merdeka
Soal Antropologi Kelas 11 Halaman 80 Kurikulum Merdeka: Esai

Jawaban Esai :

1. Pengertian Ilmu antropologi secara etimologi adalah ilmu yang memiliki metode - metode dalam mempelajari, menjelaskan atau menerangkan gejala yang terjadi terhadap suatu manusia tentang sifat mereka yang membedakan dengan makhluk lain (berakal budi).

Melalui berbagai bidang spesialisasinya, antropologi memberi kita wawasan yang luar biasa tentang cara hidup manusia yang melintasi ruang dan waktu.

Sementara secara umum antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mencoba menelaah perilaku manusia dan menempatkan manusia secara unik dalam sebuah lingkungan hidup yang bermartabat serta sub-sub ilmunya juga mempunyai hubungan dengan ilmu - ilmu lain.

Hubungan itu biasanya bersifat timbal-balik. Oleh karenanya Antropologi memerlukan bantuan ilmu-ilmu lain dan sebaliknya ilmu-ilmu lain juga memerlukan perspektif antropologi.

2. Indonesia adalah negara yang majemuk, terdiri dari berbagai suku bangsa, agama, ras dan golongan. Sementara komposisi masyarakat yang beragam menjadikan Indonesia rawan terjadinya konflik sosial budaya.

Hadirnya ilmu antropologi menjadi penting, karena memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai cara hidup masyarakat yang berbeda beda. Dengan mempelajari antropologi diharapkan kehidupan masyarakat dapat menjadi harmoni.

3. Fase- fase perkembangan antropologi

• Fase Pertama (sebelum abad ke-18) Pada fase pertama kelahiran antropologi sebagai sebuah ilmu tidak langsung dirumuskan menjadi satu disiplin keilmuan sendiri. Sejarah kelahiran antropologi tidak terlepas dari keberadaan catatan-catatan etnografi dari bangsa-bangsa Eropa dimulai sejak era “merkantilisme” pada abad ke-14.

• Fase Kedua (Pertengahan Abad ke-19) Pada tahap ini antropologi sudah mulai ke ranah akademik. Sudah banyak bermunculan jurusan-jurusan antropologi di sejumlah universitas di dunia.

• Fase Ketiga (Permulaan Abad ke-20) Pada fase ini justru sangat menarik, dimana antropologi dijadikan ilmu yang sangat praktis yang digunakan oleh para kaum penjajah dari Eropa untuk memantapkan kekuasaannya di daerah-daerah jajahannya di luar Eropa.

• Fase Keempat (Sesudah tahun 1930) Pada fase ini ilmu antropologi berkembang sangat pesat, baik mengenai bertambahnya bahan pengetahuan yang lebih teliti maupun bertambahnya metode-metode ilmiah.

• Fase Kelima (Antropologi Masa Kini) Pada fase ini cara pandang analisis teori dalam antropologi semakin beragam menurut perkembangan zaman.

4. Relativisme berkontribusi pada pemahaman akan keunikan pada setiap budaya masyarakat sehingga akan melahirkan sikap dan pandangan bahwa tidak ada kebudayaan yang paling baik atau buruk, inferior dan superior.

Pandangan ini penting untuk diterapkan pada masyarakat yang majemuk sehingga tercipta sikap saling menghargai dan menghormati. Dalam konteks Indonesia dengan masyarakat yang beragam, relativisme budaya merupakan salah satu cara terbaik menuju sikap arif dan bijaksana dalam melihat perbedaan-perbedaan budaya.

5. Dua contoh mengenai manfaat belajar antropologi, diantaranya :

- Mengetahui tatanan sosial masyarakat menciptakan tingkat toleransi yang tinggi.

- Mengetahui norma dan suatu tradisi dalam kehidupan bermasyarakat.

*) Disclaimer:

- Artikel ini hanya ditujukan kepada orang tua untuk memandu proses belajar anak.

- Sebelum melihat kunci jawaban, siswa harus terlebih dahulu menjawabnya sendiri, setelah itu gunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.

(Tribunnews.com/Namira Yunia Lestanti)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas