Gara-gara Pernyataan Ade Armando, Atribut Hingga Simbol PSI Terancam 'Dibersihkan' dari Yogyakarta
Paman Usman pendukung keistimewaan DIY mengancam akan membersihkan simbol Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di DIY.
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ade Armando terkait politik dinasti menimbulkan polemik dan berbuntut panjang.
Sebelumnya, Ade Armando menyebut UU Keistimewaan Yogyakarta inkonstitusional lantaran pemilihan Gubernur DIY berdasarkan pada garis keturunan Sri Sultan Hamengku Buwono.
Adapun pernyataannya itu terkait aksi BEM UI, UGM, dan beberapa perwakilan BEM dari universitas lainnya yang digelar di Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Baca juga: Pernyataan Ade Armando Terkait Politik Dinasti Mendapat Kecaman
Ade khususnya mengkritik kaos yang digunakan mahasiswa tersebut yang bertuliskan 'republik rasa dinasti.'
"Ini ironis sekali, karena mereka justru sedang berada di sebuah wilayah yang jelas-jelas menjalankan politik dinasti dan mereka diam saja," ujarnya dalam cuitan di akun X pribadinya, Sabtu (2/12/2023)
Sikap Masyarakat Yogyakarta
Massa Paguyuban Masyarakat Ngayogyakarta untuk Sinambungan Keistimewaan (Paman Usman) pendukung keistimewaan DIY mengancam akan membersihkan simbol Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di DIY, apabila dalam waktu dekat pihak PSI tidak menentukan sikap atas kegaduhan yang dibuat salah satu kadernya Ade Armando.
Baca juga: Ade Armando Singgung Politik Dinasti: Dinilai sebagai Argumen Defensif hingga Terancam Sanksi PSI
Pernyataan ini disampaikan Koordinator Aksi Paman Usman, Widihasto saat diwawancara selepas aksi di depan Kantor DPW PSI DIY.
Sebagaimana diketahui aksi Paman Usman didasari atas pernyataan Ade Armando yang menilai Yogyakarta mempraktikan politik dinasti karena Gubernur DIY tidak dipilih melalui pemilihan umum.
"Saya kira tidak bisa pernyataan Ade Armando dikatakan tindakan pribadi. Dia caleg dia pengurus DPP PSI. Maka PSI Harus ada sikap politik yang jelas," kata pria akrab disapa Hasto, Senin (4/12/2023).
Hal kedua, Hasto meminta aparat kepolisian menangkap Ade Armando karena terindikasi upaya penyebarluasan video bohong, memuat konten hoax yang menurutnya tidak sesuai tidkak sesuai fakta hukum.
"Kami meminta kepolisian menangkap Ade Armando karena terindikasi penyebarluasan video bohong," tegasnya.
Hasto memberikan waktu dua hari kepada pengurus DPW maupun DPP PSI untuk menentukan sikap politiknya.
Apabila tidak segera menentukan sikap politik, para relawan pedukung keistimewaan ini mengancam akan menurunkan seluruh atribut PSI di DIY.
"Kalau gak ada sikap yang jelas kami akan bersihkan simbol PSI di Jogja. Kami copot baliho PSI di Jogja. Ngapain bertengger disini kalau kadernya menghina Jogja," tegas Hasto.
Baca juga: Buntut Ade Armando Singgung Politik Dinasti di DIY: Ditegur Kaesang, Kantor DPW PSI Digeruduk Massa
Topeng Ade Armando Dilarung di Sungai Gajahwong Jogja
Beberapa warga Kota Yogyakarta menggelar Larung Sukerta untuk merespon pernyataan Ade Armando yang menganggap Yogyakarta sebagai simbol politik dinasti, sebab Gubernur DIY dijabat oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Larung Sukerta digelar di Sungai Gajahwong , Gambiran, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Selasa (5/12/2023).
Pihak penyelenggara menyebut larung dimaksudkan untuk membersihkan Yogyakarta dari pengaruh jahat Ade Armando.
"Larung Sukerta ini bagaimana orang Jogja melawan apa yang dilakukan Ade Armando kepada warga Jogja dengan cara melarung kedunguan hati, nalar pikir Ade Armandon terhadap konstitusi maupun sejarah Jogja," kata koordinator aksi Pedro, ditemui di lokasi.
Dia menjelaskan Yogyakarta dikenal sebagai wilayah eksis melalui kebudayaan.
"Makanya cara kami laku budaya menggelar Larung Sukerta , melarung kedunguan pola pikir Ade Armando," tegasnya.
Proses Larung dimulai dari menyalakan dupa, kemudian peserta larung berbaris dengan dipimpin seorang perempuan yang tampak membaca rapal.
Di depan mereka terdapat sosok memakai topeng kotak bergambar Ade Armando.
Ornamen yang digunakan yakni dari tempat sampah yang dianyam.
Mereka kemudian berjalan menuju Sungai Gajahwong secara beriringan sembari melantunkan tembang jawa.
Sesampainya disungai, aksi larung pun dimulai.
Sosok yang mengenakan topeng Ade Armando kemudian meronta ronta dan memolinta ampun.
Sementara pemimpin larung memperagakan tarian yang seolah-olah sedang mengusir roh jahat pada sosok yang mengenakan topeng Ade Armando .
Acara larung diakhiri dengan tabur bunga dan lantunan doa-doa.
"Proses larungan disitu ada personifikasi Ade Armando . Kami melawan, harapan kami ini menjadi spirit di Jogja, kelompok intelektual, penegak hukum utuk melakukan langkah-langkah yang tepat sesuai regulasi," jelasnya.
Aksi ini juga diharapkan Pedro menjadi pendidikam masyarakat, menyadarkan masyarakat dan memicu masyarakat untuk tetap kritis melalui jalan kebudayaan.
"Larung ini simbolisasi membuang sampah Ade Armando ," ucapnya.
Dia meminta supaya Ade Aramando meminta maaf secara langsung kepada warga Yogyakarta dan Sri Sultan Hamengku Buwono X.
"Maaf, ya maaf. Tetapi harusnya beliau berani minta maaf langaung ke Sri Sulltan dan warga Jogja secara langsung," pungkasnya.
Baca juga: Blunder Pernyataan Ade Armando, Dulu karena Serang PDIP, Kini soal Dinasti Politik di DIY
Ade Armando Minta Maaf
Pasca pernyataannya menimbulkan kontroversi, Ade Armando pun meminta maaf lewat video klarifikasi yang diunggah di akun X pribadinya, Minggu (3/12/2023) malam.
"Melalui video ini, saya ingin mengajukan permintaan maaf sebesar-besarnya, seandainya video saya yang terakhir soal politik dinasti telah menimbulkan ketersinggungan dan kegaduhan terutama di Daerah Istimewa Yogyakarta," tuturnya dalam video itu.
Ade juga menyebut buntut dari pernyataannya itu, DPD PSI Yogyakarta bakal digeruduk.
Dia menegaskan pernyataannya itu adalah pandangan pribadi dan tak mewakili PSI.
"Saya sudah mendengar ada aksi tangkap Ade Armando dan rencana untuk mendatangi DPW PSI Yogyakarta. Saya ingin sampaikan, apa yang saya katakan di video tersebut adalah sepenuhnya pandangan saya, sikap politik saya," jelasnya.
Meski mengaku tak mewakili partai, Ade mengaku permintaan maafnya ini lantaran diminta oleh DPP PSI.
Hal itu lantaran pernyataannya justru menimbulkan kegaduhan.
"Ini tidak ada hubungannya dengan pandanganpolitik dan policy dari DPP PSI dan DPW PSI Yogyakarta. Itu sepenuhnya karena pandangan saya."
"Tapi karena itu, mengikuti arahan dari DPP PSI, saya mengajukan permohonan maaf sebesar-besarnya pada segenap pihak bila vide tersebut telah menimbulkan ketersinggungan dan kegaduhan," tegas Ade.
Baca juga: Pernyataan Ade Armando soal Politik Dinasti Timbulkan Polemik, Politikus PSI Itu Diminta Minta Maaf
Sanksi PSI
Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, menyayangkan pernyataan Ade tersebut.
Grace menyebut PSI telah memberikan teguran untuk Ade.
Ia juga menyinggung soal sanksi yang akan dijatuhkan PSI kepada Ade, mengingat kejadian ini bukan kali pertama terjadi.
"Sedang kita rapatkan (pemberian sanksi), tapi teguran keras sudah diberikan kepada Ade Armando dan beliau langsung membuat pernyataan maaf," ucap Grace, ditemui di Jember, Jawa Timur, Senin (4/12/2023).
Grace menegaskan, pihaknya masih akan melakukan pembahasan internal terkait pernyataan Ade.
Ia pun menyinggung permohonan maaf dari Ade setelah pernyataannya menuai kecaman.
Menurut Grace, Ade tidak bermaksud menyinggung pemerintahan di DIY.
"Jadi, nanti saya rasa Mas Ketum akan membuat pernyataan," ungkapnya.
"Tapi sudah ada teguran keras langsung dari Mas Kaesang."