Presiden Jokowi Ingin Anggapan Terminal Bus Tempat Preman Dihilangkan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi rampungnya pembangunan empat terminal penumpang tipe A di Pulau Jawa.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi rampungnya pembangunan empat terminal penumpang tipe A di Pulau Jawa.
Keempat terminal tersebut yaitu Terminal Purworejo di Kabupaten Purworejo, Terminal Mendolo di Kabupaten Wonosobo, Terminal Purboyo di Kota Madiun, dan Terminal Patria di Kota Blitar.
Presiden meyakini keempat terminal tersebut akan memberikan dukungan sarana dan prasarana transportasi, serta meningkatkan konektivitas antarkota, kabupaten, hingga provinsi.
Selain itu, Presiden berharap pembangunan terminal dapat menumbuhkan perekonomian di wilayah tersebut.
Oleh karenanya anggapan bahwa terminal bus identik dengan preman harus dihilangkan.
“Kalau dulu yang namanya terminal bus imagenya adalah preman, ini sudah harus hilang karena bus adalah tempat pelayanan juga memberikan dukungan kepada peningkatan ekonomi, UMKM harus semuanya terlibat didalamnya,” ujar Presiden pada peresmian terminal di Terminal Purworejo, Jawa Tengah, pada Selasa, (2/1/2024).
Oleh karena itu, Presiden Jokowi mendorong agar pembangunan terminal tidak hanya dilakukan di daerah Jawa saja, tetapi juga di daerah lain di Tanah Air.
Menurut Presiden, hal tersebut dilakukan agar setiap terminal penumpang memiliki standar pelayanan dan fasilitas yang sama.
“Saya minta Pak Menteri Perhubungan di kota-kota yang lain juga mulai dilihat agar terminalnya yang bagus tidak hanya di Purworejo, tidak hanya di Wonosobo saja, tidak hanya di Blitar, tidak hanya di Madiun saja, tetapi di semua kota di seluruh Tanah Air ini semuanya memiliki standar yang sama,” lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Negara juga menjelaskan bahwa pembangunan sarana dan prasarana pendukung transportasi massal tidaklah mudah.
Namun demikian, Presiden memandang ke depan transportasi massal akan dapat membangun konektivitas antardaerah.
“Meskipun banyak pro dan kontra misalnya pembangunan kereta cepat, tetapi antarkota di Jawa ini nanti pada suatu saat kotanya akan sambung menjadi aglomerasi yang mau tidak mau kalau transportasi massalnya tidak terbangun, (kita) akan stuck macet dan bisa terjadi kalau itu tidak kita bangun misalnya di Jakarta keluar dari rumah mau ke jalan sudah mentok macet,” katanya.