VIDEO Kampanye di Live TikTok, Pengamat: Bukan Soal Siapa yang Duluan tapi Apa Materi Interaksinya
Kampanye di media sosial, kata dia, memberikan keuntungan karena daya jangkaunya yang lebih luas, masif, dan tidak dibatasi oleh sekat wilayah
Editor: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan kampanye dengan cara live di TikTok.
Hal itu pun kemudian dilakukan oleh calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD.
Sementara itu paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menyebut bahkan sudah menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) untuk kampanye.
Apakah kampanye di media sosial efektif?
Apakah ini juga strategi untuk meraih suara pemilih muda?
Tribunnews On Focus kali ini membahasnya bersama Pengamat Pemilu Universitas Indonesia (UI), Titi Anggraini.
"Tidak berhenti pada siapa yang lebih dulu, siapa yang ikut-ikutan."
"Tapi apa sih menjadi materi interaksi diantara para calon, pembeda antara live (TikTok) Anies dengan livenya Prof Mahfud, mas Ganjar, atau Pak Prabowo atau livenya mas Gibran."
"Itu yang lebih menarik, menurut saya," ujar anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) ini dalam wawancara eksklusif Tribunnews On Focus, Rabu (4/1/2024).
Titi menjelaskan kampanye di media sosial tidak bisa dihindarkan apalagi Indonesia sebagai salah satu negara dengan pengguns media sosial terbesar di dunia.
Kampanye di media sosial, kata dia, memberikan keuntungan karena daya jangkaunya yang lebih luas, masif, dan tidak dibatasi oleh sekat wilayah dan kedaerahan.
"Dari sisi biaya jauh lebih efisien untuk model kampanye," jelasnya.
"Jadi aneh jika peserta pemilu tidak memanfaatkan media sosial untuk menjangkau pemilih."
"Karena memang sekarang media sosial sudah menjadi keseharian dan menjadi medium interaksi yang mayoritas digunakan oleh pemilih dan publik Indonesia," ucapnya.
Simak video lengkap wawancara eksklusif Tribunnews On Focus dengan Pengamat Pemilu Universitas Indonesia (UI), Titi Anggraini.(*)