Megawati Singgung Polri untuk Netral di Pemilu: Yang Membebaskan dari TNI Itu Saya Loh
Megawati secara tegas menyinggung soal kiprah Polri sejauh ini yang sudah tidak satu institusi bersama dengan TNI.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengingatkan agar peran aparatur negara termasuk Polri untuk netral dalam Pilpres 2024.
Megawati secara tegas menyinggung soal kiprah Polri sejauh ini yang sudah tidak satu institusi bersama dengan TNI.
Baca juga: Megawati Soekarnoputri di HUT PDIP: Kita Pasti Menang, Satu Putaran!
Kata Mega, pisahnya Polri dengan TNI dari sebutan ABRI itu bisa terjadi atas keputusan dirinya saat menjabat sebagai Presiden ke-5 Republik Indonesia.
"Saya mau ngomong sama Polri, yang membebaskan Polri itu saya loh ketika jadi presiden ke-5. Dipikir gampang? susah payah loh karena terpisahkan lagi dari TNI baik-baik," kata Megawati dalam sambutannya di acara HUT ke-51 PDIP, Rabu (10/1/2024).
Baca juga: Megawati Singgung Pemimpin yang Sengaja Memecah Belah karena Mabuk Kekuasaan
Kata dia, saat Polri memisahkan diri dari ABRI, pemerintah saat itu membelikan beragam peralatan pendukung.
Kata dia, hal itu dilakukan dengan menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang berasal dari pajak rakyat.
"Itu apa saya nggak beri ada pemasukan, ada pendapatan untuk APBN-nya, saya belikan yang namanya peralatan dan lain sebagainya, eh tapi eling loh ya yang jadi pemimpin," tutur dia.
Atas hal itu, Megawati meminta agar Polri untuk mengingat hal itu, dan justru tidak melayangkan bully kepada dirinya.
"Jangan macam-macam. Jangan saya dibully," beber dia.
Baca juga: Megawati Singgung Pemilu Dibuat Ajang Tarik Menarik, Rakyat Diintimidasi Jika Beda Pilihan
Presiden ke-5 RI itu lantas menyebut kalau dirinya dibully, maka tidak segan akan melibatkan para pengacara yang sudah disiapkan.
Hanya saja, Megawati menyatakan hal ini bukan untuk menakut-nakuti. Dirinya hanya menegaskan kalau apa yang disampaikan adalah bentuk janji jika ada yang membully maka akan disikapi.
"Kalau kali ini, kalau dalam kampanye ini saya dibully, Saya sudah punya loh yang namanya pengacara-pengacara. Saya tepat janji loh, waktu sebelumnya saya mau di-bully mau apa, terserah tapi saya pernah bikin, 'Jangan saya di-bully ketika pemilu'. saya bukan nakutin itu kata kebenaran saya," tukas dia.