VIDEO Siapa yang Diuntungkan Usai Debat, Cak Imin, Gibran, Mahfud atau Tom Lembong?
Menurut Pengamat Politik Karyono Wibowo, diksi yang digunakan Gibran menimbulkan persepsi bahwa kurang mengendepankan sopan santun.
Editor: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Debat kedua Calon Wakil Presiden (cawapres) masih menjadi pembahasan publik.
Banyak gimik-gimik baru dan pernyataan-pernyataan dari para cawapres yang menjadi trending topic sampai saat ini.
Yang paling menarik terkait dengan gimik dari cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka yang bergaya mencari-cari sesuatu ternyata mencari jawaban dari cawapres nomor urut 3 Mahfud MD.
Gibran menilai jawaban Mahfud kurang tepat.
Terkait debat cawapres itu Tribunnews On Focus akan membahasnya dengan Pengamat Politik Karyono Wibowo.
"Ada hal menjadi ciri khas Gibran, pertama lebih banyak menggunakan istilah-istilah asing."
"Termasuk ketika Gibran mengajukan pertanyaan kepada dua kandidat lainnya, kepada Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD."
"Ini sama dengan waktu debat pertama cawapres, juga menggunakan istilah asing," ujar Karyono saat wawancara eksklusif Tribunnews On Focus, Senin (23/1/2024).
Dalam debat kedua cawapres, dia menjelaskan, Gibran masih menggunakan pola yang sama, yakni banyak menggunakan istilah-istilah asing.
"Sepertinya ini sudah menjadi pola Gibran banyak menggunakan istilah-istilah asing supaya kelihatan pintar di mata publik," jelasnya.
Sementara Cawapres Mahfud menurut dia, penampilannya dalam debat menunjukan kelasnya sebagai profesor, guru besar dan orang berpengalaman.
"Profesor Mahfud lebih tenang, lebih banyak mengungkap hal-hal fundamental yang esensial, dan selalu mengaitkan dengan penegakan hukum, regulasi peraturan perundang-undangan," ungkapnya.
Cak Imin, kata dia, juga menunjukkan penampilannya yang lebih bagus di debat kedua.
"Muhaimin lebih keluar watak aslinya, 'inilah Muhaimin'."
"Muhaimin lebih menunjukkan identitasnya di debat kedua, dia lepas, tampak tidak ada beban, tapi ada satu ciri khasnya."
"Yang menjadi ciri khas pasangan 01 konsisten menjadi antitesa dari rezim, dari kandidat yang didukung kekuasaan," ucapnya.
Namun dia melanjutkan, dari tiga cawapres, Gibran tampil buruk dari sisi etika dalam debat kedua cawapres yang lalu.
"Dalam perspektif attitude, etika, itu yang paling buruk mohon maaf ya, saya harus mengatakan mas Gibran tampil buruk dari sisi etika," jelasnya,
Menurut dia, diksi yang digunakan Gibran menimbulkan persepsi bahwa kurang mengendepankan sopan santun.
"Misalnya ketika mengajukan pertanyaan kepada Prof Mahfud dan Muhaimin Iskandar."
"Lalu kemudian bagaimana merespon jawaban dari Prof Mahfud dan Muhaimin Iskandar," paparnya.
"Diksi yang dipergunakan mas Gibran itu terkesan kurang santun sehingga dalam persepsi publik mas Gibran dipersepsikan sebagai orang yang kurang menghargai orangtua, kurang mengedepankan etika dalam komunikasi," jelasnya kemudian.
Untuk lengkapnya, tonton video wawancara eksklusif Tribunnews On Focus bersama Pengamat Politik Karyono Wibowo.(*)