Peringatan Dini 1 Februari 2024, BMKG: Bali dan NTT Dilanda Hujan Kilat dan Angin Kencang
Berikut peringatan dini BMKG, 1 Februari 2024, terpantau di wilayah Bali dan NTT akan mengalami cuaca ekstrem hujan kilat dan angin kencang.
Penulis: Oktaviani Wahyu Widayanti
Editor: Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Simak peringatan dini cuaca ekstrem dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) besok Kamis, 1 Februari 2024.
Dikutip dari bmkg.go.id, terdapat potensi cuaca ekstrem di 32 wilayah di Indonesia.
Cuaca ekstrem hujan, kilat, dan angin kencang terjadi di wilayah Bali dan NTT.
Sementara itu, 30 wilayah lainnya mengalami hujan lebat, kilat, disertai angin kencang.
Wilayah yang berpotensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang:
- Bali
- Nusa Tenggara Timur
Wilayah yang berpotensi hujan lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang:
- Aceh
- Sumatra Utara
- Sumatra Barat
Baca juga: Cuaca Jabodetabek Besok Kamis, 1 Februari 2024, BMKG: Bogor, Depok dan Bekasi Potensi Hujan Lebat
- Riau
- Kep. Riau
- Bengkulu
- Jambi
- Sumatra Selatan
- Kep. Bangka Belitung
- Lampung
- Banten
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
DI Yogyakarta - Jawa Timur
- Nusa Tenggara Barat
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Utara
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Selatan
- Sulawesi Utara
- Gorontalo
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Tenggara
- Maluku Utara
- Maluku
- Papua Barat
- Papua
Baca juga: BMKG: Potensi Gelombang Tinggi dan Rob Terjadi di Pesisir Kalbar dan Maluku Utara
Pemicu Cuaca Ekstrem
Sirkulasi siklonik terpantau di pesisir utara Maluku Utara dan di Samudra Hindia Selatan Jawa.
Kondisi ini membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang dari Maluku hingga Papua Barat, di Laut Halmahera, dan Samudera Hindia Selatan Jawa Barat.
Daerah konvergensi lainnya terpantau memanjang dari Sumatra Barat hingga Bengkulu, dari Lampung hingga Pesisir Utara Jawa Tengah, dari Selat Makassar hingga Teluk Bone, dan di Laut Banda.
Daerah pertemuan angin (konfluensi) terpantau di Samudera Pasifik Utara, Laut Natuna, Samudera Hindia sebelah barat Lampung, Laut Jawa, Laut Flores, Laut Banda dan Laut Arafuru.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar sirkulasi siklonik dan di sepanjang konvergensi/konfluensi tersebut.
(Tribunnews.com/Oktavia WW)