Peringatan Dini BMKG Besok, 1 Maret 2024: Banten Berpotensi Hujan Lebat, Kilat, dan Angin Kencang
Simak peringatan dini BMKG besok, 1 Maret 2024, terpantau di wilayah Banten akan terjadi potensi cuaca ekstrem hujan lebat, kilat, dan angin kencang.
Penulis: Oktaviani Wahyu Widayanti
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Simak peringatan dini cuaca ekstrem dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Jumat, 1 Maret 2024.
Dikutip dari bmkg.go.id, potensi cuaca ekstrem terjadi di 33 wilayah di Indonesia.
Wilayah Banten berpotensi terjadi cuaca ekstrem hujan lebat, kilat, dan angin kencang.
Selain itu 32 wilayah lainnya juga akan terjadi cuaca ekstrem yang sama.
Wilayah yang berpotensi hujan lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang:
- Aceh
- Sumatera Utara
- Sumatera Barat
- Riau
Baca juga: Peringatan Dini BMKG Besok, 28 Februari 2024: Aceh Berpotensi Angin Kencang
- Kep. Riau
- Bengkulu
- Jambi
- Sumatera Selatan
- Kep. Bangka Belitung
- Lampung
- Banten
- Jawa Barat
- DKI Jakarta
- Jawa Tengah
- DI Yogyakarta
- Jawa Timur
- Bali
- Nusa Tenggara Barat
- Nusa Tenggara Timur
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Utara
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Selatan
- Sulawesi Utara
- Gorontalo
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Barat
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Tenggara
- Maluku
- Papua Barat
- Papua
Baca juga: Cuaca Jabodetabek Besok Jumat, 1 Maret 2024, BMKG: Jakbar, Jaktim dan Jaksel Potensi Hujan Ringan
Pemicu Cuaca Ekstrem
Pusat Tekanan Rendah terpantau di Australia bagian utara yang membentuk daerah pertemuan angin (konfluensi) memanjang dari NTT hingga Laut Timor.
Sirkulasi Siklonik terpantau di Samudra Hindia barat Banten yang membentuk daerah pertemuan dan perlambatan percepatan angin (konvergensi) di Samudra Hindia barat selatan Jawa Barat hingga barat Banten.
Daerah konvergensi lainnya terpantau memanjang dari Bengkulu hingga perairan barat daya Lampung, dari Lampung hingga DKI Jakarta, Banten, di Jawa Barat, di Jawa Tengah, Jawa Timur, dari Kalimantan Barat hingga Kalimantan Tengah, dan di Kalimantan Utara.
Daerah konfluensi terpantau dari NTT hingga Laut Timor, Australia bagian utara dan di Maluku bagian tenggara.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar pusat tekanan rendah, sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.
(Tribunnews.com/Oktavia WW)