Tingkatkan Kesadaran Kedaulatan Negara, ISDS Gelar Kompetisi Menulis
Duta Besar LBBP Indonesia untuk Republik Filipina ini, mengharapkan para peserta lomba bisa menyatakan pendapatnya tentang geopolitik Indonesia dengan
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Acos Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Co-founder Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) Dwi Sasongko mengungkapkan, konflik di Laut China Selatan menjadi satu di antara bukti bahwa ancaman kedaulatan negara adalah nyata.
Pemerintah Indonesia dan TNI sudah menyadari hal tersebut.
Selain pemerintah RI secara resmi telah mengirimkan berbagai nota protes ke China, TNI telah mengirimkan kapal perangnya untuk menjaga perairan Natuna.
Berdasarkan dari fenomena di atas, ISDS perlu mendorong peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kedaulatan bagi keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Kami mengadakan lomba ini untuk mengajak masyarakat, khususnya peserta lomba menulis bisa ikut meningkatkan kesadaran tentang ancaman kedaulatan di wilayah NKRI. Karena ancaman itu ada dan nyata," kata Dwi di Jakarta, Senin (4/3/2024).
Ada pun kompetisi menulis ini bertema kedaulatan, yang bisa diikuti oleh seluruh elemen masyarakat.
Lomba menulis ini bertujuan untuk menjaring opini masyarakat akan pentingnya kedaulatan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara terutama di tengah kondisi global yang tidak menentu.
Dengan mengajak bersama-sama masyarakat memahami fakta ancaman tersebut, diharapkan muncul gagasan, ide, sumbangsih, atau laporan, yang bisa digunakan sebagai bahan rujukan bagi pemangku kepentingan dalam menyikapi masalah tersebut.
"Dengan semangat kebersamaan dan persatuan, antara pemerintah, TNI, dan seluruh elemen masyarakat, kita akan mampu menjaga setiap jengkal wilayah berdaulat di Indonesia," ujar Dwi.
Sementara itu, Letnan Jenderal TNI (Purn) Agus Widjojo yang menjadi juri lomba ini mengatakan, dinamika geopolitik di kawasan Asia Tenggara berputar di sekitar perebutan pengaruh antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Baca juga: Kepolisian Malaysia Gempur Pemukiman Rohingya Ilegal di Negeri Sembilan, 340 Orang Diamankan
Duta Besar LBBP Indonesia untuk Republik Filipina ini, mengharapkan para peserta lomba bisa menyatakan pendapatnya tentang geopolitik Indonesia dengan baik.
Agus menjelaskan, melalui pendekatan teori geopolitik dapat ditinjau lebih mendalam keuntungan dan kerugian, baik dari aspek politik, pertahanan dan keamanan, ekonomi, perdagangan, alur perdagangan dunia, iklim, perdagangan narkoba.
“Kita harus paham gepolitik, supaya kita bisa tahu bagaimana memenangkan kompetisi antar bangsa, juga bekerja sama dengan bangsa-bangsa lain,” kata Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) periode 2016-2022 ini.
Adapun lomba penulisan kedaulatan diluncurkan pada 4 Maret dan batas waktu pengiriman pada 31 Mei 2024.
Baca juga: Raja Yordania Peringatkan Israel jika Nekat Gempur Gaza saat Ramadhan: Konflik Bisa Meluas
Selanjutnya, masa penjurian 1-23 Juni 2024 dan dijadwalkan pada 24 Juni akan ada pengumumkan pemenangnya.
Di sela-sela lomba, ISDS akan menyelenggarakan webinar tentang hasil survei yang tema besarnya tentang Kedaulatan. Dan materi-materi dari webinar ini bisa dijadikan rujukan untuk bahan penulisan lomba.
Ada pun, lomba menulis bertema kedaulatan ini terdiri atas tiga kategori, yakni untuk masyarakat umum, akademisi, baik itu mahasiswa, dosen, peneliti, hingga TNI-Polri. Satu kategori lagi yaitu untuk wartawan.
Untuk menjaga kualitas dan objektifitas lomba, ISDS menghadirkan dua pakar pertahanan, yaitu Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo yang saat ini menjabat sebagai Dubes RI untuk Filipina merangkap Republik Kepulauan Marshall dan Republik Palau dan Wakil Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksyda (Purn) Prof Dr Amarulla Octavian. Juri satu lagi dari ISDS, Co-Founder Edna C Pattisina. (*)