Peringatan Dini BMKG, 6 Maret 2024: Di NTT Berpotensi Terjadi Hujan Kilat dan Angin Kencang
Berikut peringatan dini BMKG hari ini, 6 Maret 2024, terpantau di wilayah NTT akan terjadi potensi cuaca ekstrem hujan kilat, dan angin kencang.
Penulis: Oktaviani Wahyu Widayanti
Editor: Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Simak peringatan dini cuaca ekstrem dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada hari ini, 6 Maret 2024.
Mengutip dari bmkg.go.id, potensi cuaca ekstrem terjadi di 34 wilayah di Indonesia.
NTT dan DKI Jakarta berpotensi dilanda cuaca ekstrem hujan kilat dan angin kencang.
Selain itu, 31 wilayah lainnya juga akan mengalami cuaca ekstrem hujan lebat, kilat, dan angin kencang.
Wilayah yang berpotensi hujan yang disertai kilat/petir dan angin kencang:
- DKI Jakarta
- Nusa Tenggara Timur
Wilayah yang berpotensi hujan lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang:
- Aceh
- Sumatra Utara
- Sumatra Barat
Baca juga: Cuaca Hari Ini - BMKG: Jawa Tengah Berpotensi Alami Hujan Lebat pada Rabu, 6 Maret 2024
- Riau
- Kep. Riau
- Bengkulu
- Jambi
- Sumatra Selatan
- Kep. Bangka Belitung
- Lampung
- Banten
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- DI Yogyakarta
- Jawa Timur
- Bali
Baca juga: Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Selasa, 5 Maret 2024, BMKG: Jaksel dan Bogor Potensi Hujan Sedang
- Nusa Tenggara Barat
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Utara
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Selatan
- Sulawesi Utara
- Gorontalo
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Barat
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Tenggara
- Maluku Utara
- Maluku
- Papua Barat
- Papua
Baca juga: Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Rabu, 6 Maret 2024, BMKG: Wilayah Bekasi Potensi Hujan Petir
Pemicu Cuaca Ekstrem
Bibit Siklon Tropis 91S terpantau di Samudra Hindia bagian tenggara, barat daya Bengkulu yang membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di Samudera Hindia bagian tenggara, barat daya Bengkulu.
Sirkulasi Siklonik terpantau di perairan barat Aceh dan Laut Natuna yang membentuk daerah konvergensi memanjang di Natuna, Sumatra Utara dan Kalimantan Barat, serta pertemuan angin (konfluensi) di Sumatra bagian utara dan Sumatra bagian selatan.
Daerah konvergensi lainnya terpantau memanjang di Samudera Hindia sebelah barat Lampung, Laut Jawa, Samudera Hindia sebelah selatan Jawa, Kalimantan Selatan, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Sulawesi Utara, Laut Flores, Laut Banda, Samudera Pasifik sebelah utara Maluku Utara, dan Papua.
Daerah konfluensi terpantau di Laut Jawa, NTB, NTT, dan Laut Banda. Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.
Peningkatan kecepatan angin hingga mencapai >25 knot terpantau di Samudera Pasifik sebelah timur Filipina yang mampu meningkatkan potensi tinggi gelombang di perairan sekitar Sumatra dan Jawa bag barat.
Intrusi udara kering/dry intrusion dari BBU melintasi Samudra Pasifik timur Filipina dan Laut Cina Selatan, yang mampu mengangkat uap air basah di depan batas intrusi menjadi lebih hangat dan lembab yaitu di sebagian besar Kalimantan, Maluku Utara, dan perairan utara Papua.
(Tribunnews.com/Oktavia WW)