PSI Bandingkan Kinerja Anies vs Jokowi saat Jadi Gubernur DKI: Singgung soal Sosok Tak Banyak Bicara
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) membandingkan kinerja Joko Widodo (Jokowi) dan Anies Baswedan saat masih duduk sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) membandingkan kinerja Anies Baswedan dan Joko Widodo (Jokowi) saat masih sama-sama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Diketahui Anies belakangan digadang-gadang bakal ikut kontestasi politik tingkat daerah ini setelah gagal di Pilpres 2024, yakni maju sebagai kandidat Cagub DKI Jakarta.
Ketua Fraksi PSI DPRD DKI, William Aditya Sarana mengatakan, kinerja Jokowi dan Anies di DKI Jakarta berbanding terbalik.
William mengklaim rakyat Jakarta rindu dengan sosok pemimpin seperti Jokowi yang berani kerja nyata.
Di sisi lain Jokowi, lanjut William, sosok yang tidak banyak bicara.
Dan hal itu menurut politikus muda tersebut, berbeda dengan apa yang dilakukan Anies, mengutip TribunJakarta.com.
“Kami melihat Pak Jokowi ini benar-benar berbanding terbalik dengan Pak Anies. Pak Jokowi adalah pemimpin yang tidak banyak berbicara, banyak bekerja,” tuturnya.
Bahkan William juga mengklaim bahwa rakyat Jakarta rindu dengan sosok pemimpin seperti Jokowi.
“Berani mengeksekusi, berani mengambil terobosan. Jadi kami melihat ada kerinduan dari masyarakat untuk kembali mempunyai gubernur seperti pak Jokowi,” sambungnya.
Sebaliknya, klaim William lagi, menyebutkan bahwa warga Jakarta tak lagi inginkan Anies Baswedan sebagai pemimpin mereka.
“Saya lihat warga Jakarta sebenarnya sudah tidak menginginkan lagi pak Anies. Kenapa? Karena pak Anies sendiri di Jakarta perolehan suara capres itu di bawah 50 persen,” ucapnya saat dikonfirmasi, Selasa (27/3/2024).
Baca juga: Anies Baswedan di MK: Jangan Sampai Pemilu Penuh Penyimpangan Ini Jadi Budaya Baru
Pengamat: PKS Menang di DKI Jakarta karena Sosok Anies
Sementara itu pengamat menyebut, sosok Anies masih berpengaruh besar di DKI Jakarta. Hal ini tampak pada menangnya suara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Pileg 2024 DKI Jakarta.
Hal itu dikatakan oleh Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin.
Disebutkan PKS meraup suara terbanyak di DKI Jakarta dari hasil rekaputalisasi Sirekap KPU per Senin (26/2/2024) sekitar pukul 21.06 WIB, sebesar 235.999 suara atau 16,61 persen.
Perolehan itu dapat menunjukkan PKS di atas angin untuk menguasai Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta.
"Saya melihat PKS mampu menjadikan Anies sebagai figur yang bisa mendapatkan coattail effect bagi PKS," ucapnya, mengutip Wartakotalive.com.
Diketahui, Coattail effect atau efek ekor jas merupakan istilah dalam politik elektoral nasional yang berarti adanya pelibatan tokoh penting atau tersohor yang memberi pengaruh pada hasil suara suatu pihak.
Ujang menyebut artinya ketokohan Anies Baswedan sebagai capres yang diusung partai Koalisi Perubahan yakni PKS, PKB, dan Nasdem dianggap mampu meningkatkan elektabilitas partai di pemilu serentak 2024 ini.
"Jadi, Anies banyak kampanye juga di basis-basis suara PKS sehingga PKS suaranya tinggi, suaranya naik, memperoleh dukungan dari masyarakat di wilayah-wilayah yang menjadi kantong-kantong PKS," jelas dia.
"Kelihatannya PKS membangun basis massanya dalam lima tahun terakhir," imbuhnya.
Ujang juga menyebut bahwa PKS bekerja keras hingga akhirnya unggul memenangkan pertarungan.
Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul PKS Raih Suara Tinggi di Jakarta saat Pemilu 2024, Pengamat: Itu Berkat Popularitas Anies dan TribunJakarta.com dengan judul PSI Klaim Rakyat Jakarta Tak Inginkan Anies Maju di Pilkada DKI, Ketua Fraksi Beri Bukti
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci) (Wartakotalive.com/Yolanda Putri Dewanti)