Kemenko PMK: Indonesia Negara Dengan Kasus TBC Tertinggi Kedua di Dunia
Kemenko PMK mengungkapkan angka Tuberculosis (TBC) di Indonesia masih cukup tinggi.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Plt Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK, Budiono Subambang, mengungkapkan angka Tuberculosis (TBC) di Indonesia masih cukup tinggi.
Indonesia saat ini masih masuk dalam delapan negara dengan beban tinggi TBC dunia.
Budiono mengungkapkan India berada di urutan kedua dengan jumlah sebanyak 10 persen. Peringkat pertama, adalah India dengan jumlah penderita sebesar 27 persen.
Lalu disusul China dengan 7,1 persen, Filipina 7 persen, Pakistan 5,7 persen, Nigeria 4,5 persen, Bangladesh 3,6 persen, dan Republik Demokratik Kongo 3 persen.
"Hal tersebut bukan prestasi yang patut dibanggakan, namun harus dijadikan tantangan agar dapat terpacu, bersinergi, dan berkolaborasi membangun orkestrasi upaya mengakhiri epidemi TBC di bumi Indonesia," ujar Budiono dalam Peringatan Hari TBC Dunia di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Rabu (3/4//2024).
Baca juga: AS Danai Terapi Pencegahan TBC di Indonesia Senilai Rp 23 Miliar
"Mengenang Hari TBC Sedunia setiap tanggal 24 Maret, kita diingatkan kembali akan pentingnya upaya bersama dalam mengakhiri epidemi TBC yang masih menjadi tantangan global, termasuk di Indonesia," tambahnya.
Dalam memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia 2024, Wadah Kemitraan Penanggulangan Tuberkulosis atau WKPTB meluncurkan buku Pedoman Kemitraan Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis.
Budiono mengukapkan penyusunan buku Pedoman Kemitraan Percepatan Penanggulangan TBC merupakan langkah strategis untuk mendorong pengembangan dan penguatan kemitraan di pusat dan daerah.
Baca juga: Vaksin TBC Baru Karya Anak Bangsa Jadi Harapan untuk Tekan Angka Kematian Tuberkulosis
"Dengan semakin banyak pihak yang terlibat dan berperan aktif, kita dapat mempercepat pencapaian target eliminasi TBC. Selain itu saya minta agar Mitra WKPTB dan Pemerintah daerah bekerja langsung pada target sasaran orang terduga dan terdampak TBC, agar upaya dan sumber daya yang disediakan dapat dirasakan manfaatnya," tutur Budiono.
Peluncuran dan sosialisasi singkat dari buku pedoman dilaksanakan secara hybrid dengan mengundang Kementerian dan Lembaga yang tergabung dalam Tim Percepatan Penanggulangan TBC (TP2TB) Pusat.