PPLN Korban Dugaan Asusila oleh Ketua KPU RI Kini Trauma Terhadap Laki-laki
Korban dugaan tindak asusila oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Hasyim Asy’ari kini mengalami trauma.
Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Dodi Esvandi
Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Korban dugaan tindak asusila oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Hasyim Asy’ari kini mengalami trauma.
Hasyim sebelumnya diadukan ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) RI oleh pihak kuasa hukum korban pada Kamis (18/4/2024).
Korban merupakan penyelenggara pemilu luar negeri (PPLN).
Pelaporan ini dilayangkan oleh pihak kuasa hukumnya: Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Indonesia (LKBH FHUI) dan LBH APIK
Maria Dianita Prosperiani yang merupakan bagian tim kuasa hukum mengatakan Hasyim dan korban pertama bertemu pada bulan Agustus 2023 dalam kunjungan kerja KPU.
Hasyim disebut melakukan perilaku berulang terhadap korban dalam upayanya memenuhi kepentingan pribadi.
Hingga saat ini korban disebut Maria masih mengalami trauma mendalam.
Baca juga: Dituduh Melakukan Tindakan Asusila Terhadap PPLN, Ketua KPU Hasyim Asyari: Nanti Saja Saya Tanggapi
“Korban kalau saya cerita sih memiliki trauma terutama dengan laki-laki. Ketika tadi tim kami berkumpul, kami dari LBH banyak juga laki-laki, jadi korban ini kaget dengan ada beberapa laki-laki masuk dalam ruangan. Trauma itu masih terlihat,” kata Mari kepada awak media di kantor DKPP RI, Jakarta, Kamis (18/4/2024) sore.
Hingga saat ini identitas korban masih dijaga oleh pihak kuasa hukum serta mendapat pendampingan psikologis dan juga pendampingan hukum.
Ini bukan kali pertama Hasyim diadukan ke DKPP atas dugaan asusila.
Sebelumnya, ia sempat diadukan ke DKPP oleh Ketua Partai Republik Satu, yakni Hasnaeni atau Wanita Emas.
DKPP menyatakan Hasyim tidak terbukti melakukan pelecehan seksual terhadap Hasnaeni sebagaimana yang diadukan. Hasyim dijatuhi sanksi peringatan keras terakhir.
Namun, Hasyim terbukti mempunyai kedekatan pribadi dengan Hasnaeni karena secara intensif berkomunikasi lewat media sosial untuk bertukar kabar di luar agenda Pemilu 2024.
Baca juga: Ketua KPU Hasyim Asyari Sebut Saksi di Sidang Sengketa Pilpres Tidak Berkualitas