11 Tuntutan Buruh Perempuan dalam Aksi Peringatan Hari Buruh: Naikkan Upah Hingga Kurangi Jam Kerja
Panas yang menyengat tak menyurutkan semangat para buruh wanita dari berbagai latar organisasi untuk terus bersuara.
Penulis: Ashri Fadilla
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ashri Fadilla
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Patung Kuda Arjuna Wijaya, Gambir, Jakarta Pusat menjadi saksi ratusan perempuan yang beraspirasi di Hari Buruh, Rabu (1/5/2024).
Panas yang menyengat tak menyurutkan semangat para buruh wanita dari berbagai latar organisasi untuk terus bersuara.
Peserta aksi ini terdiri dari organisasi-organisasi perempuan yang terhimpun di dalam Aliansi Perempuan Indonesia.
Tiga orator perempuan ditambah dua juru kamera tampak berdiri tegak di atas mobil komando.
Mobil komando itu berupa truk kuning yang dipasang spanduk bertuliskan tuntutan para buruh perempuan yang menjadi peserta aksi.
Spanduk itu berukuran 80 x 200 centimeter dan berwarna merah bertuliskan:
Aksi Perempuan Indonesia Menuntut Pemerintah Hentikan Ekploitasi Sumber Daya Alam, Buruh, Perempuan, dan Rakyat.
Suara mereka menggema, tak kalah dari kelompok aksi yang lain.
Dibantu mikrofon merah muda, para orator menyerukan tuntutan-tuntutan para perempuan di Hari Buruh ini.
"Naikkan upah! Kurangi jam kerja!" kata sang orator diikuti para peserta aksi yang mengangkat poster-poster yang mereka bawa.
Teriakan para peserta terus menggema, seolah tak ada habisnya.
Yel-yel pun dinyanyikan oleh mereka untuk terus menjaga semangat.
"Tubuh ini milikku, jangan dieksploitasi. Perempuan mari bersatu. Mari berjuang bersama-sama."
Secara umumnya, para peserta aksi memiliki 11 tuntutan, yakni: