Ini Rekaman CCTV Detik-detik Tubuh Putu Satria Dibopong 5 Taruna STIP Usai Insiden Penganiayaan
Terlihat empat dari lima orang taruna itu memakai pakaian dinas STIP berwarna coklat sedangkan satu lainnya mengenakan kemeja putih.
Penulis: Fahmi Ramadhan
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahmi Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terungkap detik-detik rekaman CCTV yang memperlihatkan tubuh Putu Satria Ananta Rustika (19) tampak dibopong oleh beberapa taruna termasuk diduga tersangka Tegar Rafi Sanjaya.
Hal ini terjadi beberapa saat usai insiden penganiayaan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta.
Berdasarkan rekaman video yang Tribunnews.com terima, terlihat tubuh Putu yang saat itu mengenakan baju olahraga STIP Jakarta warna oranye dibopong oleh lima orang taruna.
Terlihat empat dari lima orang taruna itu memakai pakaian dinas STIP berwarna coklat sedangkan satu lainnya mengenakan kemeja putih.
Dalam video itu juga terlihat kondisi Putu sudah tidak sadarkan diri pada saat dibopong oleh para taruna tersebut.
Sementara itu salah seorang taruna yang diduga merupakan Tegar Rafi terlihat membopong tubuh Putu Satria di bagian kepala.
Selain itu pada saat membopong tubuh Putu, kelima taruna tersebut juga seakan sambil memperhatikan kondisi sekitar.
Tampak situasi di sekitar pada saat itu terdapat beberapa taruna STIP lainnya, namun mereka terlihat hanya halu lalang begitu saja.
Adapun terkait hal ini sebelumnya polisi juga telah menerangkan mengenai kronologi sebelum, sesaat dan setelah insiden penganiayaan yang dialami oleh Putu Satria pada Jum'at (3/5/2024) pagi lalu.
Kasat Reskrim Polres Jakarta Utara, AKBP Hady Saputra Siagian menjelaskan, saat itu, mahasiswa tingkat dua sedang ada kegiatan belajar mengajar.
Sedangkan, mahasiswa tingkat satu tengah berkegiatan olahraga.
Korban bersama keempat teman sejawatnya hendak menuju ke kamar asrama untuk memanggil rekan-rekannya yang tertinggal atau tidak mengikuti kegiatan olahraga.
Namun, saat hendak kembali untuk mengikuti kegiatan olahraga, korban bersama keempat rekannya bertemu dengan empat orang senior tingkat dua.