Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Peran 3 Tersangka Baru Kasus Penganiayaan Berujung Tewasnya Taruna STIP, Terancam 15 Tahun Penjara

Berikut peran tiga tersangka baru kasus tewasnya taruna STIP Jakarta bernama Putu Satria Ananta Rustika (19).

Penulis: Jayanti TriUtami
Editor: Bobby Wiratama
zoom-in Peran 3 Tersangka Baru Kasus Penganiayaan Berujung Tewasnya Taruna STIP, Terancam 15 Tahun Penjara
Kolase Istimewa dan TRIBUN BALI/Eka Mita Suputra
Ibunda Putu Satria, Ni Nengah Rusmini tak kuasa menahan tangis mengiringi kepulangan jenazah Putu Satria Ananta Rustika di Klungkung, Minggu (5/5/2024) pagi. 

TRIBUNNEWS.COM - Polres Metro Jakarta Utara telah menetapkan tiga tersangka baru dalam kasus tewasnya taruna Sekolah Tinggu Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, Putu Satria Ananta Rustika (19).

Ketiga tersangka merupakan senior korban, berinisial A, W, dan K.

Kapolres Jakarta Utara, Kombes (Pol) Gidion Arif Setyawan mengatakan ketiga tersangka baru memiliki peranan masing-masing saat penganiayaan berlangsung.

Adapun A adalah orang yang memanggil Putu dan teman-temannya sebelum penganiayaan terjadi.

"Adapun peran masing-masing dari tersangka itu adalah pelaku FA alias A memanggil korban dengan mengatakan 'Woi tingkat satu yang makai PDO (pakaian dinas olahraga) sini'." ujar Gidion, Jumat (10/5/2024).

"Jadi, (Putu dan teman-temannya) turun dari lantai tiga ke lantai dua," imbuhnya.

Setelah turun di lantai dua, Putu dan teman-temannya digiring menuju toilet pria.

Berita Rekomendasi

Alasan memilih lokasi toilet pria adalah karena tidak ada CCTV di sana.

Selain memanggil Putu dan kawan-kawan, A juga berperan mengawati keadaan saat penganiayaan terjadi.

Sementara WJP atau W berperan memprovokasi tersangka utama, Tegar Rafi Sanjaya (21) untuk menganiaya korban.

"Selanjutnya tersangka WJP alias W pada saat proses terjadinya kekerasan eksesif mengatakan, 'Jangan malu-maluin, kasih paham'," papar Gidion.

Baca juga: Foto Tersangka Pembunuh Taruna STIP Jakarta Dipasang di Lokasi Pengabenan Putu di Bali

Tersangka K adalah orang yang menyarankan agar Putu menjadi orang pertama yang dipukul Tegar.

"K menunjuk pada korban sebelum dilakukan kekerasan eksesif oleh tersangka Tegar dengan mengatakan, 'Adikku aja nih mayoret tepercaya'," ucap Gidion.

Karena itu, Tegar terdorong untuk memukul korban hingga jatuh tak berdaya.

Terhitung Tegar lima kali memukul bagian ulu hati korban.

Menurut Gidion, korban sempat lemas dan terkapar seusai dipukul oleh Tegar.

Karena panik, Tegar berusaha menolong Putu dengan menarik lidahnya.

Namun nahas, upaya Tegar justru membuat Putu tewas karena jalur pernapasan tertutup.

Akibat perbuatannya, empat tersangka terancam 15 tahun penjara.

"Untuk 55, 56 ini adalah penegasan dari prinsip keikutsertaan dalam proses pidana, ada kerja sama dan ada kerja sama yang nyata dalam perbuatan atau tindak pidana kekerasan eksesif," tukas Gidion.

Kuasa Hukum Minta Polisi Transparan

Sementara itu, kuasa hukum keluarga Putu, Tumbur Aritonang mengimbau pihak kepolisian untuk transparan mengungkap kasus penganiayaan berujung tewasnya taruna STIP ini.

Tumbur meminta polisi mengusut tuntas kasus ini, termasuk jika nanti terdapat potensi tersangka lainnya.

"Terkait dengan potensi tersangka lainnya, kami serahkan pada proses penyidikan di polres, kami berharap semua bisa transparan," kata Tumbur saat dihubungi, Jum'at (10/5/2024).

Kendati demikian, Tumbur menyebut keluarga korban mengapresiasi upaya polisi dengan menetapkan tiga tersangka baru.

Ia menyebut akan terus mengawal kasus ini hingga ke persidangan.

Baca juga: Kuasa Hukum Minta Polisi Tetap Transparan Usut Kasus Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Curhatan Korban Sebelum Tewas

Putu Satria diduga sudah kerap mengalami kekerasan setelah resmi masuk di STIP pada September 2023 lalu.

Hal itu terungkap dari percakapan Putu Satria dengan sang pacar, yang dibongkar kuasa hukum keluarganya, Tumbur Aritonang.

Menurut Tumbur, korban sempat mengeluh kerap menjadi incaran penganiayaan para seniornya di STIP.

Korban bahkan sempat menunjukkan foto luka lebam pada bagian dada ke sang pacar.

"Betul, sepertinya udah jadi kebiasaan di sana," ucapnya, dikutip dari Wartakotalive.com, Kamis (9/5/2024).

Tumbur kemudian membacakan kutipan percakapan Putu Satria dengan sang pacar kala itu.

Dalam percakapan itu, Putu Satria mengaku kerap dipukuli oleh senior.

"Arti percakapannya kurang lebih begini 'aku dipanggil terus sama senior, dipukulin terus-terusan. Sakit dadaku, ulu hati terus yang diincer'. Itu artinya," jelasnya.

Ia mengaku tidak tahu secara pasti berapa kali korban dianiaya oleh senior.

Namun, Tumbur yakin penganiayaan sudah beberapa kali dialami korban.

"Enggak dijelaskan di chat, tapi dari artinya mungkin lebih dari sekali," imbuhnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Wartakotalive.com dengan judul Pengakuan Taruna STIP Jakarta Sebelum Tewas Sebut Selalu Jadi Incaran Senior buat Digebukin

(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami/Fahmi Ramadan/Erik S, Wartakotalive.com/Dian Anditya Mutiara)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas