Saat Prabowo Blak-blakan soal Kenaikan UKT, Jadikan Jokowi Penasihat hingga Nasib Presidential Club
Prabowo Jawab 5 Isu Terkini: Kenaikan UKT, Jadikan Jokowi Penasihat, Presidential Club, Makan Siang Gratis
Penulis: Hasanudin Aco
Prabowo kemudian menghitung jumlah presiden RI yang tersisa adalah tinggal tiga orang.
Ketiganya yakni Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Presiden Joko Widodo yang kini masih menjabat.
"Nanti insya Allah 20 Oktober saya, hanya empat. Empat ya enggak usah bikin klublah. Minum kopi saja kan bisa. Benar enggak? Ya kan," ujar Prabowo seraya tertawa.
Oleh sebab itu, Prabowo meminta pertemuan antarpresiden itu tak perlu dilabeli dengan istilah presidential club.
Prabowo ingin komunikasi antarpresiden RI tetap terus terjaga karena mereka tetap pimpinan bangsa meski tak lagi menjabat.
"Sehingga ke depan, sebagai pimpinan, mantan presiden pun masih pimpinan, punya jasa, punya pandangan dan pengalaman. Kan bagus kalau komunikasinya baik. Ya kalau ada kekurangan-kekurangan itu ya menurut saya itu biasa. Itu pandangan saya," tutur Prabowo.
5. Demokrasi Harus Kuat
Prabowo Subianto menegaskan demokrasi akan lebih kuat sekarang di Indonesia karena perkembangan internet dan media sosial.
Ia mengatakan demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan yang intinya adalah kedaulatan rakyat, dimana yang berkuasa rakyat dan berhak memilih para pemimpin-pemimpinnya.
“Karena rakyat Indonesia banyak makanya dilakukan sistem perwakilan. Jadi rakyat punya kedaulatan memilih wakil-wakilnya masuk parlemen. Rakyat pun dalam sistem presidensial punya hak dia memilih presidennya, dia memilih bupatinya, dia memilih gubernurnya dan itu yang baku dan berlaku dan itu adalah kehendak rakyat kita,” jelas Prabowo.
Prabowo menegaskan justru kritik sangat diperlukan dan harus namun tetap bersifat objektif.
“Harus dan boleh. Itu namanya kritik, untuk kritik yang saya katakan tadi check and balances dikritisi justru mengamankan tapi niat kritik itu membangun atau kritik untuk destruktif tapi secara prinsip kritik itu harus menurut saya namun yang objektif ya,” jawab Prabowo.
Berkenaan dengan kebebasan pers, Prabowo menyatakan bahwa hal itu sangat penting meskipun beberapa kantor media di Indonesia telah menjadi konglomerasi bisnis yang dimiliki segelintir orang.
“Pers mainstream itu bisnis dan bisnis itu ada pemiliknya. Jadi apakah media mainstream yang dimiliki oleh beberapa orang itu sungguh-sungguh mencerminkan kepentingan rakyat atau kepentingan dia?” kata Prabowo.
Prabowo berharap di tengah gencarnya perkembangan media sosial, publik dapat mendapatkan informasi dengan sumber yang lebih luas dan tidak dikuasai segelintir pemilik media saja.
“Sekarang ada fenomena baru yaitu yang disebut revolusi informasi, yang disebut sekarang dengan media-media baru dengan internet dengan sosial media dan sebagainya, TikTok. Informasi itu bisa ke rakyat dengan cepat,” tutur Prabowo.
“Jadi menurut saya demokrasi akan lebih kuat, sekarang demokrasi akan lebih kuat, sekarang jadi tidak bisa 5-6 orang menguasai opini suatu bangsa,” tutupnya.