Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mega Goda Puan Jadi Ketua Umum PDIP: Saya Disuruh Nongkrong disini, Gonjang-ganjing enggak Jelas

Megawati meminta Puan untuk bertukar posisi jabatan. Yakni, Megawati menjadi Ketua DPR RI dan Puan Maharani menjadi Ketua Umum DPP PDIP.

Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Mega Goda Puan Jadi Ketua Umum PDIP: Saya Disuruh Nongkrong disini, Gonjang-ganjing enggak Jelas
Warta Kota/Henry Lopulalan
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (kanan) dan putrinya selaku Ketua DPP PDIP sekaligus Ketua DPR RI, Puan Maharani (kiri). Megawati meminta Puan untuk bertukar posisi jabatan. Yakni, Megawati menjadi Ketua DPR RI dan Puan Maharani menjadi Ketua Umum DPP PDIP. 

Mereka di antaranya Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo, Ketua Umum Hanura Oesman Sapta Odang (OSO), dan Waketum PPP Rusli Effendi. Selain itu, dia menyapa Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno, mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan beberapa budayawan yang hadir.

Megawati juga tampak menyapa para menteri di Kabinet Indonesia Maju yang hadir, yakni Menteri PANRB Azwar Anas, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, dan Menteri Sosial Tri Rismaharini.

Dia juga menyapa mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa, Ketua DPP PDIP Puan Maharani. Setelahnya, Megawati hendak langsung masuk ke pidato intinya. Namun, sejumlah kader tampak meneriakkan nama Ganjar.

"Ganjar," teriak para kader.

Presiden kelima itu lalu menyadari ternyata nama mantan Gubernur Jawa Tengah itu belum disebut.

"Opo? Oh iya lupa banget, iya lho, saya juga tahu, sengaja disembunyikan, enggak, enggak belum dipensiunkan, terus berjuang, Satyam Eva Jayate," kata Megawati.

Dia lalu menyebut nama Ganjar-Mahfud dalam pidato politiknya. "Puji syukur kita panjatkan, terutama Pak Ganjar Pak Mahfud, bahwa masih tetap kuat, iya dong," ucap Megawati.

Kecurangan Pemilu

BERITA REKOMENDASI

Dalam pidato politiknya saat Rakernas V PDI Perjuangan, Megawati mengakui merasakan ada anomali dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Menurut Megawati, anomali itu muncul karena adanya kecurangan secara terstruktur, sistematis, dan masif (TSM).

"Anomali itu tidak bisa diprediksi. Bisa terjadi seperti begitu saja, meledak begitu, begitu akibat apa kecurangan, secara terstruktur sistematis, dan masif, yang disebut TSM," kata Megawati di lokasi.

Sontak ribuan para para kader yang hadir sempat terdiam ketika Megawati berbicara soal kecurangan TSM. "Lah pada diem toh, kayak enggak berani. Bener ada apa tidak? Benar ada apa tidak? TSM ini ada apa tidak?" tanya Megawati lalu dijawab"ada" oleh mereka.

Baca juga: Jokowi di Yogyakarta Tak Hadiri Rakernas PDIP

Megawati menegaskan kecurangan secara TSM memang ada dalam Pilpres 2024 lalu. Meskipun Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mengatakan tidak. "Ya memang ada (kecurangan TSM), saya tahu kok, karena semuanya mengatakan 'sepertinya tidak', oh tidak," ucapnya .

"Seperti KPU-nya bilang 'oh itu kan jujur, adil, luber, langsung umum bebas rahasia," tutur Megawati.

Megawati Soekarnoputri juga mengatakan dirinya adalah provokator keadilan dan kebenaran.
Mulanya, Megawati menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia karena selalu mendukung PDIP yang berhasil memenangkan pemilihan legislatif (pileg) tiga kali berturut-turut.

"Dengan penuh kecintaan mendukung PDIP perjuangan, tetap menjadi pemenang Pemilu Legislatif tiga kali berturut-turut," kata Megawati dengan suara yang bergetar.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas