Polemik Sastra Masuk Kurikulum Merdeka, Kepala BSKAP Kemendikbudristek Jelaskan Alasan dan Tujuannya
Kemendikbud Ristek jelaskan alasan memasukkan sastra ke dalam Kurikulum Merdeka, demi tingkatkan literasi serta perkaya pengetahuan budaya.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Theresia Felisiani
Anindito mengakui sejak diluncurkan, Sastra Masuk Kurikulum mendapat banyak tanggapan positif dan masukan kritis. Hal ini menurutnya menunjukkan antusiasme dan kepedulian berbagai pihak.
“Semua masukan sedang kami olah sebagai bahan perbaikan. Ada beberapa pertanyaan dan masukan yang ingin saya tanggapi,” ungkap dia.
Sejumlah pertanyaan yang kerap ditanya adalah tujuan dari program tersebut.
Menurutnya, Sastra Masuk Kurikulum adalah program pendukung Kurikulum Merdeka dalam upaya membantu guru memanfaatkan sastra dalam pembelajaran.
“Tentu akan ada karya-karya yang dipandang adiluhung, namun tidak masuk dalam daftar. Meski begitu, daftar karya ini akan terus kita perbarui secara berkala. Silakan kirim usulan kepada Pusat Perbukuan Kemendikbud Ristek,” katanya.
Pertanyaan berikutnya yang kerap muncul terkait masuknya karya kurator dalam daftar rekomendasi.
Anindito menyebutkan yang perlu diketahui adalah proses kurasi dilakukan secara terpisah antara jenjang SD, SMP, dan SMA - dengan tim kurator yang berbeda.
Tim kurator SMA bisa mengusulkan karya dari kurator SD atau SMP, dan sebaliknya. Tapi tidak ada kurator yang mengusulkan dan menilai karyanya sendiri.
Kemudian soal panduan pembelajaran, Anindito mengaku sudah meminta tim untuk mengumpulkan semua masukan, menyunting ulang, dan kalau perlu mengubah konsep panduannya.
“Prinsipnya, panduan ini tidak menginterpretasi atau mengkritik karya terpilih, melainkan memberi informasi yang membantu guru untuk mempertimbangkan karya tersebut dan mempunyai bayangan cara menggunakannya di kelas,” jelas dia.
Ia menambahkan bahwa program ini sebagai alat bantu penerapan kurikulum yang akan mengikuti prinsip Kurikulum Merdeka di mana para guru diberikan fleksibilitas.
Daftar ini terangnya, diibaratkan sebagai menu yang membantu guru meracik masakan yang cocok untuk muridnya. Tak ada kewajiban murid untuk membaca semua, atau bahkan sebagian, karya yang direkomendasikan.
"Jadi tidak ada beban tambahan. Justru ini membantu penerapan Kurikulum Merdeka yang memang memberi banyak ruang bagi beragam bahan belajar - termasuk karya sastra,” terang Anindito.
Seperti diketahui Program Sastra Masuk Kurikulum diluncurkan pada Senin 20 Mei 2024. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim mengatakan, masuknya sastra menjadi bagian pembelajaran sekolah menjadi sebuah jalan dalam upaya mencerdaskan bangsa.