Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polemik Sastra Masuk Kurikulum Merdeka, Kepala BSKAP Kemendikbudristek Jelaskan Alasan dan Tujuannya

Kemendikbud Ristek jelaskan alasan memasukkan sastra ke dalam Kurikulum Merdeka, demi tingkatkan literasi serta perkaya pengetahuan budaya.

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Polemik Sastra Masuk Kurikulum Merdeka, Kepala BSKAP Kemendikbudristek Jelaskan Alasan dan Tujuannya
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Pengunjung membaca buku di perpustakaan mini Taman Suropati, Jakarta, Minggu (9/1/2022). Jakarta ditetapkan sebagai 'City of Literature' atau Kota Sastra Dunia dari 49 kota lain di dunia yang tergabung dalam jaringan kota kreatif dunia atau "UNESCO's Creative City Network tahun 2021" oleh Badan Pendidikan dan Kebudayaan PBB (UNESCO). Kemendikbud Ristek jelaskan alasan memasukkan sastra ke dalam Kurikulum Merdeka, demi tingkatkan literasi serta perkaya pengetahuan budaya. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Nadiem juga menegaskan, dengan hadirnya sastra dalam pembelajaran di kelas, maka dorongan terhadap guru untuk memanfaatkan karya sastra sebagai fasilitas belajar pun digalakkan.

“Masuknya sastra dalam kurikulum menjadi bentuk keseriusan kami dalam menguatkan literasi dan minat baca peserta didik,” kata Nadiem.

Literasi merupakan keterampilan dasar yang sangat penting bagi perkembangan akademis dan profesional siswa

Programme for International Student Assessment (PISA) menjadi alat ukur global yang mengevaluasi kemampuan membaca, matematika, dan sains siswa berusia 15 tahun. Penilaiannya dilakukan setiap tiga tahun terakhir.

Skor literasi membaca PISA 2022 menunjukkan Indonesia masih tertahan di peringkat 10 terbawah dengan menempati peringkat 70 dari 80 negara dengan skor literasi membaca 359. 

Indonesia tertinggal dengan negara Asia Tenggara lain yakni Thailand di posisi 63 dengan skor 379 dan Malaysia di posisi 60 dengan skor 388, serta Brunei Darussalam di posisi 44 dengan skor 429.

Bahkan skor pada tahun 2022 itu menjadi terendah sejak Indonesia berpartisipasi dalam tes tersebut di tahun 2000. Masuknya Sastra dalam kurikulum diharapkan mampu menggenjot literasi membaca tersebut.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas