Kritikan Luhut ke Bambang Susantono Dibalas Pencetus IKN: Ini Pembangunan Bukan Perang
Andrinof menegaskan pembangunan Ibu Kota Nusantara tidak bisa disamakan dengan perang, butuh perhitungan matang dan melihat risikonya.
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Nuryanti
“Itu tetap butuh proses (pembebasan lahan)."
"Nggak bisa, nanti orang pakai aturan, nanti pemerintah bisa terdesak kan sudah jelas di aturan,” jelas Andrinof.
Diketahui, mundurnya dua pimpinan Otorita IKN, Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe turut dikritisi Luhut.
Bambang Susantono mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kepala Otorita IKN.
Sementara Dhony Rahajoe mundur dari jabatannya sebagai Wakil Kepala Otorita IKN.
Luhut mengatakan, pembangunan IKN memang memerlukan penyelesaian yang cepat.
Tentunya dibantu dengan pengambilan keputusan yang cepat pula.
Secara tidak langsung, Luhut menyebut pembangunan IKN di bawah kepemimpinan Bambang dan Dhony berjalan lamban.
Hal itu diakatakan Luhut dalam acara talkshow bertajuk "Ngobrol yang Paten-paten Aja Bareng Menko Marinves" di Jakarta Selatan, Selasa (4/6/2024).
"Enggak enak buka aib orang lain. Sudah lewat, lewatlah itu, tapi sebenarnya ada sesuatu yang menurut saya harusnya jauh lebih cepat penyelesaian di sana, tapi enggak bisa buat keputusan, ya enggak jalan-jalan nanti (pembangunan IKN-nya)" kata Luhut.
Satu di antaranya adalah soal pembebasan lahan.
"Seto (Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, Septian Hario Seto) itu yang pelaksana mengenai pembebasan tanah di sana, memang ya enggak jalan saja," ujar Luhut.
Luhut lalu mengumpamakan kepemimpinan Bambang dan Dhony di IKN seperti ketika orang sedang makan.
Apabila seseorang sedang makan, sudah menjadi tugasnya mencampur makanan tersebut secara benar.