Sengkarut Masalah di Tubuh Polri Berkaca Kasus Polwan Bakar Suami: Pembinaan Mental hingga Patriarki
Sengkarut masalah semakin terlihat di Polri berkaca dari adanya kasus polwan membakar suaminya lantaran gaji digunakan untuk judi online.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Nuryanti
Menurutnya, hal itu akan berimbas pada kualitas pelayanan, perlindungan, pengayoman, dan penegakan hukum oleh polisi menjadi dipertanyakan oleh masyarakat.
Oleh karena itu, ia mengatakan Polri sebagai lembaga tidak bisa lepas tangan terkait tingkah laku personelnya.
"Anggaplah institusi Polri tidak bertanggung jawab langsung atas kelakuan personelnya itu."
"Tapi karena perilaku bermasalah bahkan adiksi itu tak terpisahkan dari kerja perpolisian si personel, maka kualitas pelayanan, perlindungan, pengayoman, dan penegakan hukum si personel tentu terimbas. Pada titik itulah, secara tidak langsung, Polri sebagai lembaga tidak bisa berlepas tangan," ucap Reza dalam keterangan tertulis seperti dikutip pada Selasa (11/6/2024).
Ia pun menduga anggota polisi yang mengalami masalah candu judi online tidak hanya satu orang.
"Patut diduga, personel Polri yang mengalami masalah candu judi online tidak hanya satu orang. Konkretnya, berapa besar? Polri punya data estimasinya? Data itu dibutuhkan sebagai dasar bagi kita untuk menentukan apakah, secara ironis, personel polisi justru termasuk dalam kelompok rentan," lanjutnya.
Reza mengatakan semakin banyak personel polisi yang mengalami adiksi judi online, semakin besar pula penurunan kualitas layanan polisi bagi masyarakat.
Sebagian artikel telah tayang di Tribun Jatim dengan judul "Pemicu Polwan Tega Bakar Suami, Kesal Lihat Gaji Ke-13 Sisa Rp800 Ribu sampai Borgol Tangan Korban"
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Jatim/Alga)
Artikel lain terkait Polwan Bakar Suami di Mojokerto