Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sejumlah Titik di Pati Dicap Kampung Maling Pascakematian Bos Rental Mobil, Ini Kata Diskominfo

Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Pati, Jawa Tengah, kewalahan mengubah nama sejumlah wilayah di Kabupaten Pati, Jawa Tengah

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Sejumlah Titik di Pati Dicap Kampung Maling Pascakematian Bos Rental Mobil, Ini Kata Diskominfo
TribunMuria.com/Mazka Hauzan Naufal
Hasil tangkapan layar Google Maps di lokasi yang berada di wilayah Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukolilo. Tampak banyak penanda lokasi dengan nama-nama bernuansa negatif. 

TRIBUNNEWS.COM - Dampak diubahnya nama sejumlah wilayah di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, pasca-tewasnya bos rental mobil, BH (52), di kawasan Sukolilo, membuat Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Pati kewalahan.

Diketahui, sejumlah nama di Pati diubah bernada negatif.

Di wilayah Kecamatan Sukolilo, khususnya Desa Sumbersoko, ditandai 'kampung maling', 'kampung penadah', hingga 'kampung bandit'.

Adapun sampai saat ini pihak berwajib belum mengetahui siapa identitas di balik penggantian nama beberapa wilayah di Sukolilo di Google Maps ini.

"Di platform Google Maps banyak penggunaan penamaan-penamaan yang provokatif. Hal ini menjadi atensi kami selama 7-8 hari ini," kata Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Pati, Ratri Wijayanto, Rabu (19/6/2024), dikutip dari TribunJateng.com.

Atas kondisi ini, Ratri pun melakukan penanganan sesuai fitur-fitur yang ada di Google.

"Sebab, Google Maps itu tidak berada di bawah kendali Kominfo, melainkan platform yang dikelola oleh Google sesuai syarat dan ketentuan yang dibuat oleh Google."

BERITA REKOMENDASI

"Maka kami memanfaatkan fitur-fitur yang ada di Google Maps tersebut untuk melapor agar penamaan-penamaan yang tidak sesuai tadi dilakukan penyesuaian," ujar Ratri.

Namun, Ratri mengakui upaya yang pihaknya lakukan belum maksimal.

Pasalnya, ia tidak mengetahui siapa oknum-oknum yang memperkeruh suasana dengan memanfaatkan platform Google Maps mendiskreditkan wilayah Sukolilo.

Dia berharap warganet lebih bijaksana dalam menggunakan platform Google Maps demi kemaslahatan bersama.

Baca juga: Soal Selebgram Pati Teyeng Wakatobi, Kapolda Jateng: Harus Koordinasi dengan Ahli

Sebab, yang memanfaatkan Google Maps bukan hanya warga lokal Pati, melainkan juga masyarakat di luar Pati yang memanfaatkannya sebagai navigasi dalam bepergian.

Akibat perbuatan ini, warga yang berpergian dapat kesulitan mengakses aplikasi hingga mengganggu aktivitas perjalanan.

"Jangan sampai juga, penamaan lokasi dengan nama-nama yang kurang pantas itu menimbulkan stigma yang tidak baik terhadap wilayah Kabupaten Pati secara umum dan wilayah Kecamatan Sukolilo secara khusus," harap Ratri.

Ratri juga menyampaikan simpati yang sedalam-dalamnya atas kejadian yang terjadi di Desa Sumbersoko.

Ia juga mendukung proses hukum yang sudah dijalankan oleh pihak kepolisian dapat segera selesai.

Masyarakat Pati Buka Suara

Sekelompok orang yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pati Cinta Damai menggelar aksi massa untuk merespons masifnya tudingan negatif terhadap Kabupaten Pati belakangan ini.

Diketahui, belakangan ini banyak stigma negatif diarahkan pada masyarakat Kabupaten Pati.

Tudingan berkonotasi negatif seperti "sarang bandit" hingga "sarang penyamun" diarahkan warganet pada Kabupaten Pati sebagai respons atas tragedi main hakim sendiri di Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukolilo, Kamis (6/6/2024) lalu.

Kasus main hakim sendiri ini menyedot perhatian publik sehingga Kabupaten Pati dipandang buruk oleh masyarakat di jagat maya.

Baca juga: Polisi Temukan Mobil Milik Bos Rental yang Tewas di Pati, Pelat Nomor Sudah Diganti oleh Tersangka

Merespons hal ini, Aliansi Masyarakat Pati Cinta Damai menggelar aksi teatrikal, membagikan bunga, dan deklarasi cinta damai di Kawasan Alun-Alun Pati, Minggu (16/6/2024).

Aksi teatrikal digelar untuk menggambarkan kondisi masyarakat Pati yang menjunjung tinggi perdamaian dan toleransi.

"Acara ini gagasan yang muncul dari keprihatinan kami karena akhir-akhir kabupaten Pati dirundung di dunia media sosial," kata Koordinator Aksi, Aris Heru Prasetyo, Minggu.

Adapun pihak yang terlibat terdiri dari 40 komunitas dan organisasi masyarakat hendak memberi pesan pada publik bahwa masyarakat Pati secara umum sejatinya cinta damai. 

Mereka juga mendukung penuh Kepolisian Republik Indonesia menegakkan supremasi hukum.

"Aksi teatrikal menggambarkan sekilas sejarah atau histori kabupaten Pati yang dulunya damai dan guyub rukun. Ini pesan yang ingin kami sampaikan ke seluruh masyarakat Indonesia bahwa kami ini cinta damai dan patuh pada hukum yang ada," tegas Aris.

Aris berharap, dengan aksi ini, Kabupaten Pati senantiasa kondusif dan terus melangkah ke depan menjadi lebih baik lagi.

"Atas yang sudah terjadi, kami prihatin. Tapi kita harus move on, melangkah ke depan bersama-sama menjadi lebih baik," tandas Aris.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul The Power of Netizen, Kominfo Pati "Minta Ampun" Sukolilo Ditandai Kampung Penadah di Google Maps

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)(TribunJateng.com/Mazka Hauzan Naufal)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas