Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pusat Data Nasional Diretas, YLBHI Berharap Presiden Jokowi Minta Maaf dan Pecat Menkominfo

YLBHI juga berharap Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi diberhentikan dari jabatannya.

Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Pusat Data Nasional Diretas, YLBHI Berharap Presiden Jokowi Minta Maaf dan Pecat Menkominfo
Istimewa
Ketua YLBHI Muhammad Isnur berharap Presiden Jokowi bisa meminta maaf ke publik imbas diretasnya Pusat Data Nasional (PDN). Foto Presiden Jokowi pada acara HUT Bhayangkara ke-78 di Monas, Senin (1/7/2024). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rahmat W Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua YLBHI Muhammad Isnur berharap Presiden Jokowi bisa meminta maaf ke publik imbas diretasnya Pusat Data Nasional (PDN).

Isnur juga berharap Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi diberhentikan dari jabatannya.

Baca juga: Mengklaim Sebagai Peretas Server PDN, Pelaku Minta Maaf dan Janji Pulihkan Rabu Esok

Diketahui PDN yang dikelola oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengalami peretasan sejak Kamis, 20 Juni 2024.

"Ini skandal yang sangat memalukan, perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh pemerintah," kata Isnur kepada Tribunnews.com di kantor YLBHI, Jakarta, Selasa (2/7/2024).

Menurut Isnur sudah seharusnya Presiden Jokowi memberhentikan memecat Menkominfo dan ketua BSSN.

"Bagaimana ketahanan dan keamanan warga negara jadi pertaruhan karena diisi oleh para pejabat yang tidak kompeten," lanjutnya.

BERITA TERKAIT

Oleh karena itu, Presiden Jokowi, kata Isnur juga seharusnya minta maaf.

Baca juga: Pencairan Dana KIP Terhambat Akibat PDN Diretas, DPR: Kominfo Harus Tanggung Jawab

"Ini berbahaya sekali kalau data kita tercecer di mana-mana dijual belikan. Ini pertarungan sebetulnya, situasi yang kritis dalam keadaan data negara ini," kata Isnur.

"Oleh karena itu kita tidak bisa mempercayakan kepada orang yang tidak menguasai," tegasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas