Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Megawati ke Jokowi: Pemimpin Bukan Bikin Versi-versi, Tinggal Jalankan Pikiran Pendiri Bangsa

Megawati menceritakan pernah menyampaikan ke Jokowi terkait larangan agar pemimpin tidak perlu adanya versi-versi.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Sri Juliati
zoom-in Megawati ke Jokowi: Pemimpin Bukan Bikin Versi-versi, Tinggal Jalankan Pikiran Pendiri Bangsa
Dok. PDIP
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berpidato di hadapan ribuan kader dan simpatisan saat pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V PDI-P di Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta, Jumat (24/5/2024). Megawati menceritakan pernah menyampaikan ke Jokowi terkait larangan agar pemimpin tidak perlu adanya versi-versi. 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri menceritakan pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait sosok pemimpin.

Hal ini disampaikannya saat berpidato di acara 'Sekolah Partai' PDIP yang digelar di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, pada Jumat (5/7/2024).

Awalnya, Megawati menyampaikan soal makna lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dianggap olehnya sebagai bukti bahwa Tanah Air lahir sebagai konsep negara yang telah paripurna.

"Pesan yang terdapat dalam lagu Indonesia Raya tersebut semakin meyakinkan saya, bahwa Indonesia memang lahir dengan sebenarnya."

"Sebuah konsepsi yang sudah lengkap sebagai negara paripurna," katanya dikutip dari Youtube Kompas TV.

Lalu, terkait konsep negara Indonesia yang paripurna, Mega mengungkapkan hal tersebut pernah disampaikannya kepada Jokowi di mana para pemimpin saat ini tidak perlu membuat ciri khas kepemimpinan masing-masing.

"Saya kan bilang mau nyari apa lagi sih? Saya ngomong sama Pak Jokowi, kalian pemimpin ya, itu harus menjalankan apa yang dipikirkan dan dituliskan oleh para pendiri bangsa, bukan kita bikin versi-versi," kata Megawati ke Jokowi.

Berita Rekomendasi

Megawati mengungkapkan para pemimpin selalu membuat versinya sendiri.

Baca juga: Megawati Lantik Ganjar sebagai Ketua DPP PDIP Bidang Pemerintahan, Ahok Ketua Bidang Perekonomian

Namun, hal semacam itu, menurutnya, menjadi aneh karena para pemimpin Indonesia tinggal menjalankan apa yang dipikirkan dan digariskan oleh pendiri bangsa.

"Nah kalau sekarang saya lihat pemimpin bikin versi, aneh, ya mbok yo yang udah ada dijalanini aja susah banget," tutur Mega.

Selanjutnya, Megawati menceritakan peristiwa penunjukan Ganjar Pranowo sebagai capres dalam Pilpres 2024 kemarin.

Dia meminta kepada Ganjar untuk menjadi pemimpin dengan konsep yang diajarkan oleh PDIP.

"Saya bilang sama dia (Ganjar), 'saya jadikan' karena apa, kamu masuknya PDI Perjuangan, terserah kalau independen, partai lain, bukan saya yang jadikan gitu lho."

"Kamu harus mengikuti konsep kebangsaan kita karena itu benarnya. Tinggal dijalankan itu paripurna, kok susah amat ya," ujarnya.

Lebih lanjut, Megawati menjelaskan secara lebih rinci bahwa konsep negara paripurna yang dimaksud olehnya adalah berpedoman kepada Pancasila, gotong royong, dan Bhineka Tunggal Ika.

Dia pun mengungkapkan bahwa konsep negara paripurna itu merupakan ide dari Presiden pertama RI sekaligus ayahnya, Soekarno.

"Dengan Pancasilanya, gotong royongnya, Bhineka Tunggal Ika-nya, hanya karena subyektif, iya itukan bikinannya Bung Karno, sok! Kalau memangnya Bung Karno, terus kenapa? Hah? Bikinan kadal?"

"Lah iya lho, kan orang nanya, buktinya apa? Baca BPUPKI, kenapa diterima? Kan begitu, lalu siapa yang disuruh ngomong? Saya berani berbantahan, tapi dengan fakta, jangan omong kosong," tuturnya.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas