Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Contoh Teks Khutbah Jumat: Kiat Sukses Manusia di Dunia dan Akhirat

Simak contoh teks khutbah Jumat yang berjudul Mawas Diri Terhadap Tiga Hal: Agar manusia sukses dalam kehidupannya di Dunia dan Akhirat.

Penulis: Enggar Kusuma Wardani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Contoh Teks Khutbah Jumat: Kiat Sukses Manusia di Dunia dan Akhirat
Freepik
Ilustrasi khutbah - Contoh teks khutbah Jumat yang berjudul Mawas Diri Terhadap Tiga Hal: Agar manusia sukses dalam kehidupannya di Dunia dan Akhirat. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut contoh teks khutbah Jumat dengan tema kiat sukses manusia untuk di dunia dan akhirat.

Contoh teks khutbah Jumat ini berjudul Mawas Diri Terhadap Tiga Hal: Agar manusia sukses dalam kehidupannya di Dunia dan Akhirat.

Dalam contoh teks khutbah Jumat ini memuat materi yang menjelaskan tentang hal-hal yang dilakukan manusia agar sejahtera di dunia maupun di akhirat.

Oleh sebab itu, Allah telah mengirim seorang rasul untuk menjelaskan rambu-rambu kehidupan yang harus dita’ati dan dilaksanakan.

Lebih lengkapnya, simak contoh teks khutbah Jumat yang dikutip dari laman UIN Sunan Gunung Djati Bandung berikut ini:

Khutbah Pertama

أَلحَمْدُ ِللهِ الكَرِيْمِ التَّوَّابِ ، غَافِرِ الذَّنْبِ وَقَابِلِ التَّوْبِ شَدِيْدِ العِقَابِ ، خَلَقَ الإِنْساَنَ لِعِباَدَتِهِ ، وَجَعَلَ الدُّنْياَ دَارَ كَسْبٍ وَعَمَلٍ لِنَيْلِ جَمِيْعِ فُيُوضاَتِ فَضْلِهِ وَنَعْماَئِهِ ، وَجَعَلَ الآخِرَةَ دَارَ جَزاَءٍ ِلإِنْجاَزِ ثَوَابِهِ وَعِقَابِهِ ، الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ ، اَحْمَدُهُ سُبْحاَنَهُ وَاَشْكُرُهُ عَلىَ سَواَبِغِ فَضْلِهِ وَاِحْساَنِهِ . أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَلاَ مَعْبُوْدَ بِحَقٍّ سِوَاهُ. شَهَادَةً أَدَّخِرُهَا لِيَوْمٍ لاَ يَنْفَعُ فِيْهِ شَفَاعَةُ شاَفِعٍ اِلاَّ بِإِذْنِ مَوْلاَهُ . وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِى اصْطَفَاهُ وَاجْتَبَاهُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأََصْحَابِهِ وَمَنْ نَصَرَهُ وَاتَّبَعَ هُدَاهُ . أَمَّا بَعْدُ . فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ ، اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى فَقَدْ فَازَ مَن أَطَاعَهُ وَاتَّقَاهُ ، فَاسْتَعِدُّوْا بِالأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ تَفُوْزُوْا بِسَعَادَةِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ . وَاْحْذَرُوْا المَعَاصِى فَإِنَّهَا مُوْجِبَةٌ لِلْخِزْيِ وَالنَّدَامَةِ . إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلاَ تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلاَ يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ

Kaum muslimin Ahli Jum’ah Rahimakumullah

Marilah kita selalu meningkatkan kadar ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Kita berusaha sekuat tenaga, untuk mengerjakan apa yang telah diperintahkan Allah, dan mencurahkan sekuat tenaga pula, untuk tidak melakukan segala apa yang dilarang Allah SWT. Hanya dengan taqwa itulah kita akan mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat. Semoga Allah SWT selalu memberi pertolongan kita agar kita selalu dapat meningkatkan kadar ketaqwaan kita, hingga kita berada pada puncak ketaqwaan yang sempurna ketika kita kembali kehadirat Allah SWT. Mati dengan khusnul khotimah. Amin.

BERITA REKOMENDASI

Kaum muslimin Ahli Jum’ah Rahimakumullah

Setiap manusia diciptakan Allah dalam keadaan suci, ia diberi kebebasan untuk berbuat apa saja yang ia kehendaki, inilah yang kemudian dikenal dengan istilah Hak Azazi Manusia (HAM). Dalam ajaran Islam, meskipun manusia mempunyai kebebasan untuk berbuat apa saja sesuai dengan kemauaannya, namun ia harus mempertanggung- jawabkan semua perbuatannya setelah kehidupan di dunia ini. Tidak hanya Islam, setiap agama baik Kristen, Hindu maupun Budha semuanya mengajarkan pada pemeluknya tentang adanya kehidupan setelah kehidupan dunia ini, Islam menamakan dengan alam akhirat dan Hindu/Budha menamakan dengan alam nirwana. Semua agama juga mengajarkan bahwa di alam itulah manusia akan menemukan kehidupan abadi, mendapatkan kebahagiaan dan kesengsaraan.

Baca juga: Teks Khutbah Jumat Hari Ini, 12 Juli 2024: Keutamaan di Awal Bulan Muharram 1446 H

Agar manusia sukses dalam kehidupannya di dunia ini maka Allah mengirim seorang rasul untuk menjelaskan rambu-rambu kehidupan yang harus di ta’ati dan dilaksanakan, rambu-rambu itu adalah: 1) Setiap manusia harus menyembah Allah, karena ia diciptakan secara hanif tunduk kepada Tuhan. Fiman Alla SWT, dalam Al-Qur’an:

وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

Artinya: “Tidaklah mereka disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus”. (QS. Al-Bayyinah [98]: 5)

Selanjutnya; 2) Semua manusia harus berbuat yang baik dan menjauhi yang jelek, demikian ini karena ia kelak ia dimintai pertanggungjawaban atas semua yang dilakukan di akhirat. Fiman Alla SWT, dalam Al-Qur’an:

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ * وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
(الزلزلة: 7-٨)


Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)-Nya pula. (QS. Az Zalzalah [99]: 7)

Selanjutnya untuk hal itu, dalam kitab jami’ al-Shaghir, al-Suyuthy meriwayatkan sebuah hadis dari sahabat Jabir tentang wasiat jibril kepada nabi, wasiat tersebut adalah:

يَا مُحَمَّدُ ، عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ ، وَأَحْبِبْ مَنْ أَحْبَبْتَ فَإِنَّكَ مُفَارِقُهُ ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ لاَقِيهِ

Artinya: “Wahai Muhammad ! hiduplah sekehakmu, tetapi ingatlah bahwa kamu akan mati. Cintalah kepada siapa saja yang ingin engkau cintai, tetapi ingatlah bahwa engkau akan berpisah dengannya. Berbuatlah sekehendakmu, tetapi ingatlah bahwa engkau akan menemukan balasannya”. (Kitab al-Shaghir, al-Suyuthy)

Kaum muslimin Ahli Jum’ah Rahimakumullah

Kandungan Hadis ini, al-Ghazaly mengingatkan kepada kita agar Mawas diri terhadap tiga hal, bila ingin sukses dalam kehidupan dunia Akhirat, yaitu:

Pertama: Hendaknya kita tidak terbuai dengan kehidupan dunia, karena seberapa banyak harta yang kita miliki harta pasti akan ditingalkan. Jika semua harta dunia itu akan kita tinggalkan maka sudah selayaknya harta itu tidak menjadi tujuan hidup kita, tidak selayaknya kita menumpuk harta sebanyak-banyak tetapi kita hanya mengambil secukupnya. Sudah seharusnya harta itu kita jadikan untuk bekal kehidupan di akhirat. Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa suatu ketika nabi pernah berwasiat kepada Abi dzarr:

يا أبا ذر جدد السفينة فإن البحر عميق وخذ الزاد كاملا فإن السفر بعيد وخفف الحمل فإن العقبة كئود وأخلص العمل فإن الناقد بصير

Artinya: “Wahai Abi Dzarr perbaikilah perahu karena laut yang akan kamu karungi sangat dalam (maksdunya niatlah yang baik dalam setiap perbuatanmu agar engkau mendapatkan pahala dan selamat dari siksa neraka kelak di akhirat). Ambilah bekal dengan sempurna karena perjalanan engkau tempuh sangatlah jauh (maksudnya perbanyaklah amal ibadah untuk bekal karena perjalanan ke akhirat sangat susah dan banyak rintangan). Ringankan beban karena medan yang akan akan engkau tempuh sangat susah (maksudnya janganlah banyak berbuat dosa karena akan menyusahkanmu). Murnikan amal karena dzat yang mengintai kamu selalu waspada (maksudnya beramallah hanya karena Allah karena hanya disisinya kamu akan menemukan balasannya)”

Berkaitan dengah hal ini Abu Sulaiman al-Darani berkata:

طوبى لمن طابت له خطوة واحدة فى عمره لا يريد بها الا الله

Artinya: Sungguh bahagia bagi orang yang dalam umurnya punya suatu perbuatan yang dimaksudkan hanya karena Allah Imam al-Hakim dalam kitabnya al-Mustadrak meriwayatkan bahwa nabi pernah mengajarkan do’a yang sangat panjang kepada ibnu Umar, diantara doa itu adalah:

اللهم لا تجعل مصيبتنا في ديننا و لا تجعل الدنيا أكبر همنا

Artinya: Ya Allah ! janganlah engkau jadikan bencana dalam masalah agamaku, janganlah engkau jadikan dunia sesuatu yang paling menyusahkanku.

Kedua: Hendaklah kita memperhatikan siapa orang yang seharusnya kita cintai. Kita harus mencintai orang yang bisa membuat tenang hati kita, bisa menolong kita untuk semakin taqwa kepada Allah dan mencegah kita agar tidak melakukan maksiat kepada Allah. Demikian ini karena bisa saja orang yang dicintai itu kelak menjadi musuh yang menjeruskan kita ke neraka. Dalam surat al-Zuhruf: 67 Allah berfirman:

الأَخِلاَءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلاَّ الْمُتَّقِينَ

Artinya: “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa: (QS. al-Zuhruf [43]: 67).

Untuk hal itu, Imam al-Baghawi dalam kitab Ma’alim al-Tanzil mengemukakan sebuah riwayat bahwa ayat ini menurut Ali ibn Abi Thalib terkait dengan adanya dua orang mukmin dan dua orang kafir yang saling mencintai. Ketika di akhirat nanti dua orang yang mukmin menemukan kebahagiaan karena keduanya saling memerintahkan ta’at kepada Allah dan berbuat kebajikan. Sementara dua orang yang kafir menemukan kesengsaraan hidup, keduanya saling bermusuhan, masing-masing menyalahkan yang lain mengapa mereka melakukan maksiat dan berbuat dosa.

Ketiga: Hendaklah kita memperhatikan bagaimana seharusnya kita beramal. Kita harus beramal semata-sama karena Allah, karena hanya Allahlah yang akan membalas amal perbuatan kita. Kaum muslimin Rahimakumullah Dalam kenyataannya, tidak semua manusia mematuhi ketentuan-ketentuan Allah sebagaimana yang diharapkan, sebagian manusia ada yang mematuhi rambu-rambu kehidupan tersebut sehingga ia selamat dan bahagia dalam hidupnya. Namun sebagian yang lain melanggar rambu-rambu Allah sehingga ia hidup sengsara dan harus menerima hukuman Allah.

Dalam sebuah hadis nabi SAW., bersabda bahwa ada empat ciri-ciri orang yang sengsara dan bahagia dalam hidupnya.

عن النبي – صلى الله عليه وسلم – أنه قال: علامة الشقاوة أربعة نسيان الذنوب الماضية وهي عند الله تعالى محفوظة ، وذكر الحسنات الماضية ولا يدرى أقبلت أم ردت ، ونظره الى من فوقه فى الدنيا ، ونظره الى من دونه فى الدين يقول الله اردته ولم يردنى فتركته . وعلامة السعادة أربعة ذكر الذنوب الماضية ، ونسيان الحسنات الماضية ، ونظره الى من فوقه فى الدين ، ونظره الى من دونه فى الدنيا

Tanda-tanda orang yang celaka itu ada empat: 1) Lalai/lupa terhadap dosa yang telah lalu/yang telah diperbuat padahal dosa itu selalu ada disisi Allah; 2) Menyebut/selalu mengingat kebaikan yang lalu/yang telah diperbuat padahal dia tidak mengetahui apakah kebaikan itu diterima atau ditolak oleh Allah; 3) Melihat/mengagungkan orang yang di atasnya dalam masalah dunia; dan 4) Melihat/merendahkan orang yang dibawahnya dalam masalah agama. Allah berkata kepada orang ini: (dengan perbutannmu itu) engkau mengharapkan pahala manusia bukan mengharapkan pahala dari-Ku maka Aku meninggalkan kamu.

Adapun tanda-tanda orang yang bahagia dalam hidupnya juga ada empat pula: 1) Mengingat/menyesali dosa-dasa yang lalu/yang telah diperbuat. 2) Melupakan perbuatan-perbuatan baik yang lalu/yang telah dikerjakan; 3) Melihat orang yang di atasnya dalam masalah agama, dan 4) Melihat orang yang dibawahnya dalam masalah dunia.

Baca juga: Teks Khutbah Jumat 14 Juni 2024: Keutamaan Puasa Arafah untuk Melebur Dosa-Dosa

Kaum muslimin Ahli Jum’ah Rahimakumullah

Demikian khutbah, yang khotib sampaikan, semoga bermanfaat terutama pada diri kami. Semoga Allah selalu memberikan kita kekuatan untukdapat mawas diri, memberi kemampuan kita untuk melakukan perbuatan baik dan menjauhi maksiat dan dosa. Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang berhasil dan bahagia dalam hidupnya . Amin.

إِنَّ أَحْسَنَ الكَلاَمِ كَلاَمُ اللهِ المَلِكِ العَلاَّمِ . وَاللهُ سُبْحَانَهُ وتعالى يَقُوْلُ وَبِقَوْلِهِ يَهْتَدِى المُهْتَدُوْنَ . وَاِذَا قُرِئَ القُرْآنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهُ وَاَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ . اعوذ بالله من الشيطان الرجيم . وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا وَإِنْ يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا

Arinya: Dan katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir”. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. (QS. Al-Kahf [18]: 29)

بَارَكَ اللهُ لِى وَلَكُمْ فِى القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِى وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ . وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُمْ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلَهٌ لَمْ يَزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمِ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. إِِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

(Tribunnews.com/Enggar Kusuma)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas