Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anak yang Main Gadget Berlebihan Terancam Mengalami Gangguan Mata Kering

Anak Indonesia terancam rentan mengalami mata kering lantaran penggunaan gadget yang berlebihan.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Anak yang Main Gadget Berlebihan Terancam Mengalami Gangguan Mata Kering
freepik
Ilustrasi anak bermain gadget. Anak Indonesia terancam rentan mengalami mata kering lantaran penggunaan gadget yang berlebihan. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anak Indonesia terancam rentan mengalami mata kering lantaran penggunaan gadget yang berlebihan.

Dokter Mata Kering dan Lensa Kontak, JEC Eye Hospitals and Clinics, Dr Niluh Archi SR SpM menyampaikan, screen time yang berlebih dapat memengaruhi dinamika berkedip anak, seperti berkurangnya frekuensi dan kelengkapan berkedip.

Kondisi ini dapat meningkatkan kekeringan permukaan mata dan seiring waktu berpotensi memulai siklus dry eye.

Meski pun tidak ada perbedaan mata kering berdasarkan usia, tetapi proses anamnesis pada pasien anak lebih sulit ketimbang pasien dewasa.

"Anak sering kali belum bisa mendeskripsikan keluhan yang dirasakan secara verbal. Ini yang menjadi tantangan," tuturnya dalam media briefing bertajuk Waspada Mata Kering pada Anak, Selasa (30/7/2024).

Bersifat multifaktorial, dry eye merupakan penyakit atau kelainan pada permukaan mata yang ditandai dengan hilangnya keseimbangan komponen air mata, adanya ketidakstabilan air mata, peningkatan kekentalan atau osmolaritas, dan kerusakan atau peradangan pada permukaan mata.

Baca juga: Di Kampung Ini, Anak Lupa Gadget, Ibu Dapat Tambahan Uang Belanja

Berita Rekomendasi

Gejala yang dirasakan penderita dry eye umumnya dimulai dengan mata yang tidak nyaman, seperti mengganjal, sering merah, berair, terasa kering, sensasi berpasir, muncul kotoran, terasa lengket, serta kerap mengucek mata.

Ia berharap, orang tua bisa disiplin menjalankan screen time yang bijak, harapannya anak bisa terhindar dari risiko mata kering.

Dokter yang biasa disapa dr Manda ini menuturkan, jika tidak segera ditangani, kondisi dry eye kronis dapat mengakibatkan peradangan atau infeksi pada konjungtiva, peradangan pada kornea, ulkus kornea atau luka terbuka pada kornea.

Dampak lanjutan mata kering yang belum tertangani tak jarang berupa pandangan kabur yang membuat anak kesulitan membaca.

Mengantisipasi itu, pemeriksaan mata secara dini dan berkala menjadi solusi untuk mencegah dampak mata kering pada anak.

Baca juga: Fery Farhati Istri Anies Bagikan Tips Menumbuhkan Minat Baca Anak hingga Mengatasi Kecanduan Gadget

Adapun pemeriksaan mata kering meliputi Dry Eye Questionnaire, Schirmer Test (menilai volume air mata), Tear Break Up Time/TBUT (menilai stabilitas air mata), Ocular Surface Staining (menilai derajat peradangan), Meibography (menilai kondisi kelenjar Meibom di kelopak mata), TearLab® Osmometer (menilai kadar osmolaritas air mata), dan keratograph (alat bantu pemeriksaan yang digunakan untuk menilai permukaan mata serta stabilitas lapisan air mata).

“Melalui Bulan Peringatan Mata Kering, sekaligus dalam rangka Hari Anak Nasional, kami berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kelainan mata kering yang semakin banyak ditemui pada anak-anak. Terlebih mengingat penggunaan gadget elektronik yang tak bisa dihindari dan berlangsung terus menerus," ujar Mubadiyah SPi MM dalam kesempatan yang sama.

Berapa Lama Anak Bermain Gadget?

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas