Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pansel Calon Pimpinan Jadi Penentu Masa Depan KPK, Pengamat: Cari Sosok Berintegritas dan Berani

Pansel Capim KPK diminta bekerja secara cermat, teliti, cerdas, objektif, profesional, tanpa koneksi dan berani dari intervensi kekuasaan apapun.

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Pansel Calon Pimpinan Jadi Penentu Masa Depan KPK, Pengamat: Cari Sosok Berintegritas dan Berani
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Ilustrasi. Pansel Capim KPK diminta bekerja secara cermat, teliti, cerdas, objektif, profesional, tanpa koneksi dan berani dari intervensi kekuasaan apapun. 

Jamak Pendaftar dan Lintas Profesi

Pengacara senior itu mengaku senang melihat banyaknya pendaftar untuk ikut seleksi calon pimpinan KPK periode ini. Mereka berasal dari latar belakang  yang beragam, lintas profesi, usia, gender seperti advokat, polisi dan Jaksa.

"Dengan pengalaman kandidasi ini seharusnya mereka bisa mengangkat kembali citra KPK menjadi lebih baik ke depannya," jelas Prof Henry.




Untuk itu, kata dia, seleksi KPK harus benar-benar memerhatikan semua nama dan semua integritas calon peserta.

"Sekalipun mereka berasal dari jaksa, hakim, advokat, polisi dan internal KPK sendiri, jika  mereka tidak punya integritas, maka lebih bagus harus digagalkan sejak awal," kata Prof Henry.

"Kalau integritas masa lalu mereka buruk, ya jangan diloloskan. Jangan sampai KPK ternodai gara-gara memilih tidak secara teliti dan cermat," imbuhnya.

Selain itu, kata dia, calon pimpinan KPK harus mempunyai kompetensi tinggi. Pimpinan KPK harus kompeten dalam menjalankan tugasnya.

BERITA TERKAIT

"Karena untuk pekerjaan berat dan penuh tantangan ini, sebagai  pimpinan KPK maka faktor kompetensi sangat penting. Yang tidak punya kompetensi jangan diloloskan," tegasnya.

Prof Henry pun mengaku khawatir jika seorang pimpinan KPK tidak independen maka akan mengancam masa depan KPK sebagai instrumen penegakan hukum terhadap kasus korupsi.

"Sangat berbahaya kalau dipegang oleh  orang-orang yang punya kepentingan pribadi, kelompok dan golongan," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas