Jokowi Minta Maaf, Pengamat: Kalau sebagai Pemimpin Negara Mekanismenya Beda
Direktur Lingkar Madani, Ray Rangkuti, mengomentari permintaan maaf yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada masyarakat.
Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Pravitri Retno W
Jokowi menuturkan, sebagai seorang manusia, ia tidak mungkin dapat menyenangkan semua pihak.
Dirinya hanya manusia biasa yang tidak sempurna.
"Kami juga tidak mungkin dapat memenuhi harapan semua pihak. Saya tidak sempurna, saya manusia biasa, kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT," ujarnya.
Elite PKB: Masih Ada Waktu Penuhi Janji Sebelum Lengser
Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid, turut merespons permintaan maaf yang disampaikan oleh Presiden Jokowi.
Jazilul menyebut, masih ada waktu bagi Jokowi sampai Oktober untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dan membayar janjinya kepada rakyat.
"Banyak hal yang harus diperbaiki, termasuk janji pertumbuhan ekonomi juga belum terpenuhi, termasuk janji 'menegakan demokrasi' juga masih tanda kutip."
"Saya pikir masyarakat tahu fakta ini pertumbuhan ekonomi dan pengangguran masih ada masih cukup banyak juga yang kena PHK, nah itu janji pertumbuhan 7 persen tidak tercapai," kata Jazilul Fawaid di Kompleks Parlemen, Jumat.
Lebih lanjut, ia menilai masyarakat Indonesia secara pribadi tentu akan memaafkan Jokowi.
Namun, sebagai pemimpin negara, Jokowi harus berupaya menuntaskan janji-janji politiknya dan menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai.
"Sebagai pribadi Pak Presiden akan dimaklumi, tapi sebagai presiden masyarakat Indonesia mencatat mana yang belum selesai mana yang sudah selesai, mana yang tidak sesuai dengan janjinya, mana yang sudah sesuai," ucap Wakil Ketua MPR RI itu.
Ia berpendapat, sangat wajar permintaan maaf Jokowi mengundang reaksi rakyat untuk memberikan saran dan kritik kepadanya.
"Saya pikir wajar presiden mendapat masukan saran dan kritik. Karena apa, karena posisi presiden itu posisi yang diberikan oleh masyarakat," tandasnya.
(Tribunnews.com/Deni/Reza)